PAMEKASAN, koranmadura.com – Musim panen bulan ini sepertinya tak berpihak pada petani cabai rawit di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Pasalnya, harga cabai mengalami penurunan drastis.
Hal itu diakui oleh salah satu petani asal Dusun Montor Laok A, Desa Bujur Tengah, Mohammad Syamsul. Ia mengaku harga cabai rawit mengalami penurunan yang signifikan, yaitu dari harga Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 8.000 per kilogram.
“Sebelumnya harga berkisar Rp 10.000 hingga Rp 10.500, sekarang menjadi Rp 8.000 per kilogram,” kata Syamsul, Kamis, 12 Maret 2020.
Syamsul memprediksi, harga cabai dimungkinkan akan semakin turun kalau pemerintah tidak mengambil tindakan guna menstabilkan harga. “Kasihan petani yang sudah menanam banyak ini kalau terus murah,” keluhnya.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Perdaganagan Dinas Perdagangan Pamekasan, St Abdiyati membantah jika harga cabai rawit anjlok. Bakhkan pihaknya mengklaim naik dari sebelumnya.
Berdasarkan data Siskaperbapo (Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok), kata St Abdiyati, cabai rawit di Pamekasan naik Rp 32.500 per kilogram dari sebelumnya Rp 27.500 per kilogram.
“Berdasarkan data Siskaperbapo meningkat lo ya ditimbang tanggal 8 Maret 2020,” klaimnya.
Soal harga turun di tingkat petani, St Abdiyati mengaku bukan tanggung jawab pihaknya. “Kami tidak bisa memberikan jalan keluar, karena pertanian itu bukan wilayah kami karena hal itu wewenang Dinas Pertanian jadi tugas kami hanya memantau dan mendata harga,” dalihnya. (SUDUR/SOE/DIK)