KORANMADURA.com – Pandemi virus Corona yang semakin menyebar dan menginfeksi banyak orang membuat WHO mengeluarkan instruksi untuk melakukan social distancing atau jaga jarak sosial. Hal tersebut dirasa sangat penting dan cukup ampuh untuk mencegah peyebaran Covid-19 atau virus Corona. WHO menyarankan untuk menjaga jarak dengan orang lain setidaknya sejauh 3 kaki atau 1 meter saat orang tersebut batuk atau bersin. Mengapa demikian?
Seperti dikutip dari WHO, saat seseorang bersin maka orang tersebut akan mengeluarkan tetesan cairan dari hidung atau mulutnya yang mungkin saja mengandung virus. Jika kamu terlalu dekat maka kamu bisa menghirup cairan tersebut dan memasukkannya ke dalam tubuh. Itulah mengapa social distancing atau #jagajarakdulu sangatlah penting untuk saat ini demi mencegah semakin tersebarnya virus Corona. Selain melakukan social distancing, saat ini kita juga diimbau untuk isolasi diri. Apakah social distancing dan self quarantine atau isolasi diri adalah hal yang sama?
Social distancing atau jaga jarak sosial berbeda dengan isolasi diri, seperti dikutip dari Time. Namun keduanya sama-sama penting untuk dilakukan guna meminimalisir penyebaran Covid-19 atau virus Corona. Perbedaan utama dari keduanya adalah karantina atau isolasi membatasi pergerakan orang di dalam suatu area atau zona tertentu untuk membatasi pemindahan dan penyebaran infeksi. Sedangkan social distancing atau jaga jarak sosial tidak membatasi pergerakan di suatu lokasi, melainkan merupakan praktik perilaku untuk menurunkan risiko infeksi dengan memberikan jarak dengan orang lain.
Menurut Denise Rosseau, seorang profesor perilaku organisasi dan kebijakan publik di Carnegie Mellon University, social distancing atau jaga jarak sosial adalah salah satu tanggapan terhadap gagasan bahwa selama isolasi diri, orang tidak bisa hanya tinggal di rumah sepanjang waktu, terkadang mereka butuh keluar untuk membeli persediaan makanan yang habis, atau hal-hal lainnya yang terbilang penting. Sehingga cara ini adalah salah satu upaya untuk mengurangi bahaya infeksi virus. Lalu seberapa penting melakukan #jagajarakdulu di saat pandemi Corona ini?
Alasan terpenting mengapa kita harus jaga jarak dulu di saat pandemi Corona adalah karena kita tidak tahu dan tidak bisa memastikan siapa saja yang sudah terinfeksi. Penelitian terbaru berdasarkan statistik Wuhan menunjukkan bahwa sekitar 59% orang yang sudah terinfeksi pergi keluar dan tanpa sadar menulari orang lain. Dari 565 pengungsi Jepang dari Wuhan, sebanyak empat dari tiga belas atau sekitar 31% nya dinyatakann positif tetapi tidak menunjukkan gejala apapun.
Jadi jika disimpulkan kemungkinan besar ada sekitar 50% pasien Covid-19 atau virus Corona yang tidak terdeteksi karena tidak memiliki gejala. Kasus-kasus yang tidak terdeteksi semacam ini yang menimbulkan ancaman besar penularan infeksi. Oleh karena itu kita semua sebisa mungkin tetap berdiam dan tinggal di rumah. Bekerja dan melakukan kegiatan-kegiatan dari rumah dan jangan pergi ke luar jika tidak memiliki kepentingan mendesak.
Hal ini memanglah tidak mudah untuk dilakukan, namun kamu harus menyadari bahaya atau dampak yang bisa terjadi jika kamu menyepelekan atau tidak melakukannya. Menurut Dr. Susy Hota, spesialis penyakit menular dan epidemiologis rumah sakit di rumah sakit penelitian University of Toronto, bahwa setiap orang juga harus memperhatikan kebersihan mereka, selalu mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan seperti hand sanitizer.
“Sesuatu yang melengkapi langkah-langkah jarak sosial adalah menggunakan kontrol pencegahan infeksi yang baik,” kata Hota.
Hota juga menjelaskan bahwa tempat yang digunakan untuk melakukan jarak sosial juga harus sering dibersihkan, seperti rumah atau kantor. Hota percaya bahwa bagian yang paling menantang dalam melakukan jarak sosial adalah membuat orang lain bisa memahami dampaknya.
Jadi, yuk #jagajarakdulu. (DETIK.com/ROS/DIK)