SAMPANG, koranmadura.com- Kepolisian Resor (Polres) Sampang, Madura, Jawa Timur baru berhasil mengungkap satu kasus pembobol sekolah di wilayahnya. Sementara enama kasusnya lainnya belum menemukan petunjuk.
Kapolres Sampang, AKBP Didit Bambang Wibowo S melalui Kasatreskrim AKP Riki Donaire Piliang mengatakan, sejauh ini pihaknya masih terus berupaya melakukan penyelidikan terhadap kasus kemalingan yang terjadi di sejumlah lembaga sekolah.
Berdasarkan datanya, sejak 2020, ada sebanyak tujuh kasus kemalingan di lembaga sekolah, di antaranya di Kecamatan Torjun dua kasus yakni SDN pangongsean 1 dan SMPN II Torjun.
Kemudian di Kecamatan Pangarengan sebanyak dua kasus yakni di SDN Apaan II dan SDN Gulbung I. Selanjutnya di Kecamatan Ketapang ada dua kasus yaitu di SDN Banyusokah II dan SDN Ketapang daya II serta di Kecamatan Tambelangan yakni di SDN Mambulu II.
“Dari beberapa kasus itu, hanya di SDN Banyusokah II yang kasusnya sudah diungkap dan pelakunya sudah kami amankan, sedangkan sisanya masih dalam proses penyelidikan. Sejauh ini kami masih terus mencari petunjuk-petunjuk untuk mengungkap pelaku. Maka dari itu, kami minta dukungan masyarakat untuk ikut memberikan petunjuk kepada kami. Karena ketika kami mencari petunjuk kepada masyarakat, jawabnya banyak tidak tahu. Tapi yang jelas jika sudah ada petunjuk yang mengarah ke pelaku, pasti langsung kami amankan,” tegasnya.
Menurut AKP Riki, kasus sekolah kebobolan maling rata-rata pelaku beraksi dengan membobol pintu dengan barang yang dicuri berupa peralatan eletronik seperti proyektor, komputer, laptop, sound system, printer dan LCD.
“Maka dari itu, pihaknya meminta kepada warga untuk menyampaikan informasi jika mengetahui ada warga yang menjual barang eletronik dan sejenisnya yang mencurigakan. Sebab, tanpa bantuan informasi sulit untuk mengungkap pelaku tersebut,” akunya berharap. (Muhlis/SOE/VEM)