BANGKALAN, koranmadura.com – Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI), Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur masih tetap melaksanakan aktivitas donor darah walaupun di tengah pandemi Covid.
Hal itu dilakukan agar kebutuhan darah di kabupaten paling barat pulau Madura ini bisa tercukupi.
Namun kota salak sudah dinyatakan zona merah Covid, bahkan warga yang positif kan bertambah. Lalu, bagaimana cara PMI mengantisipasi darah tersebut steril dari virus?
Koordinator, Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Bangkalan, Mohammad Syarif Husein menyampaikan, proses pendonoran darah di tengah wabah Corona ini harus mengikuti Protokol Tetap (Protap) yang sudah ada.
Kata Asep, sapaan akrab Mohammad Syarif Husein, orang yang bersedia mendonorkan darah tersebut akan ditanyakan terkait riwayat bepergian dan pemeriksaan kondisi tubuh.
“Protap dari UTD Surabaya, seperti cek suhu, cuci tangan, ditanyakan bepergian, apalagi demam, batuk, sakit tengorokan dan sesak nafas,” katanya, Selasa, 28 April 2020.
Ditanya apakah ada rapid tes kepada pendonor? Asep menyampaikan, ketersedian alat screening awal pendeteksi antibodi di Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan masih relatif terbatas. Sehingga, katanya pihak PMI setempat masih belum bisa menerapkannya.
“Masih belum ada rapid tes kepada pendonor, kita tahu sendiri kuota rapid tes yang masih terbatas di Dinkes,” tuturnya.
Namun demikian, walaupun tidak menggnakan rapid tes, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan kondisi darah tersebut. Jika tidak bersih, kata Asep akan dibuang ke tempat khusus di Surabaya.
“Kita periksa dulu darah itu. Jika steril dari virus baru bisa digunakan. Jika terdeteksi akan dibuang ke Surabaya, ada tempatnya” tutupnya. (MAHMUD/SOE)