SUMENEP, koranmadura.com – Dapat mengawali Ramadan bersama keluarga besar merupakan harapan banyak orang. Melaksanakan salat terawih, makan sahur, dan buka puasa pertama bersama keluarga merupakan momen berharga bagi sebagian besar umat Islam di bulan puasa.
Agar momen seperti itu tak sampai terlewatkan, menjelang Ramadan, seperti masa-masa sekarang, biasanya banyak warga yang awalnya berada di luar daerah, baik karena bekerja atau hal lain, memilih pulang ke kampungnya masing-masing alias mudik. Termasuk masyarakat di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Namun di tengah situasi seperti sekarang, di mana pandemi Covid-19 masih menjadi persoalan global, memilih tidak pulang kampung dinilai akan lebih baik, daripada mudik namun kemudian menyebabkan terjadinya hal-hal tak diinginkan saat di kampung halamannya.
Covid-19, atau yang lebih akrab di kalangan masyarakat disebut Corona, merupakan salah satu jenis virus yang penularannya begitu cepat dan mengerikan. Lebih satu juta orang terjangkit virus ini. Namanya virus, tentu tak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Tidak ada jaminan, warga yang akan pulang kampung akan terbebas dari penularan virus tersebut. Meski saat di tanah rantau sehat, namun bisa saja saat di tengah perjalanan menuju arah pulang seseorang tertular virus yang pertama kali diketahui menyebar di Kota Wuhan, China, itu.
Jika itu terjadi, tentu akan menjadi mimpi buruk kalau sampai tidak terdeteksi. Karena tak menutup kemungkinan, ketika sudah sampai di kampung halamannya, seseorang akan menularkan virus yang telah menjangkiti dirinya kepada anggota keluarganya. Bahkan kepada warga sekitar yang sempat kontak fisik.
Sebagai pandemi, Covid-19 kini menjadi musuh bersama. Bukan hanya negara dengan segala perangkatnya, namun masyarakat juga harus ikut serta mengamankan wilayahnya masing-masing dari penularan virus tersebut.
Masyarakat Sumenep yang saat ini masih ada di luar daerah, juga bisa berpartisipasi “melindungi” kabupaten paling timur Pulau Madura ini dari ancaman virus itu, khususnya keluarganya. Cara paling memungkinkan untuk dilakukan ialah tidak mudik menjelang Ramadan kali ini.
Dengan tidak pulang kampung dulu, secara tidak langsung masyarakat Sumenep yang ada di luar daerah akan membantu pemerintah setempat dalam mencegah penularan Covid-19. Apalagi sampai sekarang Sumenep menjadi satu dari dua daerah di Jawa Timur yang dalam peta sebaran Covid-19 masih termasuk “zona hijau”.
Bupati Sumenep, A. Busyro Karim kembali menegaskan imbauannya agar warganya yang masih berada di luar daerah, seperti di Jakarta maupun luar negeri, untuk tidak mudik dulu. Pemkab bukan tidak mau menerima mereka, tapi semua itu demi kenyamanan bersama.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep ini mengimbau, warganya yang di luar daerah tetap di tempatnya saat ini dulu. Tentunya dengan tetap menjaga pola hidup sehat, seraya berharap, agar dijauhkan dari Covid-19.
“Dengan setulus hati saya ingin mengimbau bagi masyarakat Sumenep yang masih di luar daerah, seperti di Jakarta atau di luar negeri, untuk tidak pulang kampung dulu. ,” kata Bupati, Rabu, 8 April 2020.
“Imbauan ini tidak lain bertujuan agar kita semua sama-sama terhindar dari Covid-19. Bukan berarti kami mengusir atau tidak mau menerima kepulangan masyarakat Sumenep dari luar daerah. Bukan pula kami menganggap masyarakat yang sedang di luar daerah sakit, tapi kami khawatir saat di tengah perjalanan tertular dan membawanya ke Sumenep kemudian menularkannya kepada yang lain,” jelasnya, menegaskan. (FATHOL ALIF/SOE/VEM)