SUMENEP, koranmadura.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menganggarkan sebesar Rp 95 miliar lebih untuk pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19 di kabupaten paling ujung timur Madura ini.
Berbeda kondisi dengan internal kepolisian setempat yang hingga kini belum jua mendapat anggaran khusus pengamanan dalam rangka menanggulangi penyebaran virus Corona yang kian meluas.
Untuk melengkapi kebutuhan saat pengamanan, setiap anggota harus rela menyisihkan rezekinya. Pasalnya, setiap pagi anggota harus mengisi kotak seikhlasnya yang sengaja disedikan oleh korp baju cokelat tersebut.
Pengumpulan dana dilakukan usai apel pagi di halaman Mapolres Sumenep. Tidak tanggung-tanggung, hasil donasi dari sejumlah anggota Polri bisa mencapai jutaan rupiah.
“Jadi terkait pencegahan Covid, kami bersama Anggota Polri berusaha keras melengkapi diri dengan kelengakapan APD (alat pelindung diri) secara swadaya. Setiap pagi ngisi kotak amal,” kata AKP. Widiarti, Kasubbag Humas Polres Sumenep, Selasa, 21 April 2020.
Sementara untuk anggaran pengamanan, seperti yang dilakukan di posko Covid-19 dan kegiatan patroli kata dia, menggunakan anggaran rutin yang melekat di internal kepolisian. “Kalau yang digunakan pengamanan, untuk kegiatan anggota di lapangan menggunakan anggaran rutin patroli ke lokasi-lokasi posko dan sejumlah tempat,” jelasnya.
Ditanya apakah saat ini ada bantuan dana dari Pemerintah Daerah?, Widi mengaku belum ada. Dia menduga anggaran dari Pemerintah Daerah untuk pengamanan dan yang lain dalam rangka menanggulangi penyebaran Covid-19 di internal Kepolisian masih dalam proses.
“Dari pemerintah belum ada, kita nunggu proses di Pemkab, kan ini butuh proses, karena ini mendadak tidak bisa langsung sekarang-sekarang juga. Semuanya perlu proses dan waktu,” jelasnya.
Hingga Selasa, 21 April 2020 Kabupaten Sumenep merupakan satu di antara kabupaten lain di Jawa Timur yang tetap berada di zona hijau. Itu disebabkan karena belum ada satu warga yang dikonfirmasi terpapar virus yang muncul pertama kali di Wuhan, China tersebut, meski jumlah orang dalam resiko (ODR) bisa dibilang lumayan banyak. (JUNAIDI/SOE)