SAMPANG, koranmadura.com – Keluhan yang disampaikan petugas jaga posko Covid-19 kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang tampaknya akan berujung pada pemanggilan terhadap Tim Satgas.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sampang, Moh Iqbal Fathoni menyampaikan, dari hasil sidak yang dilakukan di Posko penanggulangan dan penangan Covid-19 yang berlokasi di Jembatan timbang pada Rabu, 6 Mei 2020 kemarin, pihaknya menemukan adanya ketidaklayakan perlakuan para petugas dalam berjaga.
“Teman-teman petugas yang berjaga, sejauh ini kan tidak jelas tunjangan insentifnya, ditambah lagi jatah makannya kurang memadai karena asupan vitaminnya sedikit, padahal vitamin itu untuk menjaga kesehatannya. Kita ini sedang melawan pandemi virus yang seharusnya kondisi kesehatan dan imun di tubuh perlu benar-benar dijaga. Ini kan Tim Satgas memperlakukan para petugas, relawan baik dari unsur Karang Taruna, PMI, Tagana, itu kurang baik. Masak jatah vitamin hanya dapat sekali setiap harinya,” ungkapnya, Kamis, 7 Mei 2020.
Selain persoalan Vitamin, Bung Fafan sapaan akrab Moh Iqbal Fathoni mengaku, ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) di posko penjagaan tersebut juga kurang lengkap. Sehingga sangat perlu untuk disikapi keseriusan Tim Satgas Covid-19 Kabupaten.
“Petugas bilangnya, masker yang dipakai mereka itu bawa sendiri. Oleh karenanya, pihaknya berencana akan memanggil Tim Satgas Covid-19, terutama bagian bidang kesehatan, Jumat, 8 Mei besok ke kantornya guna memperjelas kembali ketersediaan APD, stok obat-obatan termasuk vitamin dan beberapa hal yang menyangkut keamanan para relawan dalam menghadapi wabah covid-19,” paparnya.
“Karena keluhan seperti itu, bukan hanya di posko Timbangan jrengik, melainkan di posko wilayah pantura di Kecamatan Banyuates juga mengeluhkan hal yang sama. Pada pemanggilan Jumat besok kami juga akan bahas soal rencana petugas medis yang paling rentan dengan pasien untuk di swab baik petugas medis yang bekerja di RSUD Muhammad Zyn maupun ruang isolasi BLK. Katanya sih ada petugas kesehatan di RSUD yang sudah diisolasi mandiri di rumah karena kontak fisik dengan pasien yang pindah ke BLK,” tambahnya. (MUHLIS/ROS/VEM)