SAMPANG, koranmadura.com – Rencana penerapan new normal oleh pemerintah pusat tampaknya disikapi beragam oleh beberapa kalangan, termasuk jajaran legislatif di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Ketua DPRD Sampang, Fadol menyatakan, penerapan new normal akibat dari mewabahnya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) perlu adanya kajian khusus di suatu daerah. Menurutnya, penerapan new normal bisa diberlakukan di beberapa provinsi atau kabupaten/kota, namun tidak serentak secara nasional.
“Karena menurut hemat saya, penerapan new normal harus melalui beberapa tahapan dan kajian yakni jika di suatu daerah sudah mengalami penurunan tingkat sebaran wabah Covid-19, sehingga bisa saja penerapan new normal diberlakukan,” katanya, Jumat, 29 Mei 2020.
Sedangkan di Kabupaten Sampang, lanjut Fadol, sebaran wabah Covid-19 diakuinya masih terjadi peningkatan bahkan mungkin sudah mulai memasuki puncak dari sebaran Covid-19.
“Sehingga menurut kami, penerapan new normal untuk wilayah Kabupaten Sampang masih belum siap dilakukan. Akan tetapi sejak saat ini perlu adanya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang apa sih tujuan new normal,” terangnya.
Sebab sejauh ini, kata Fadol adanya new normal tidak lepas dari kebutuhan peribadatan dan kebutuhan sandang masyarakat untuk keberlangsungan perekonomian di suatu daerah.
“Nah peribadatan kan suatu bentuk keharusan, dan pemerintah masih menitikberatkan yang sifatnya dibutuhkan oleh masyarakat,” tegasnya.
Sekadar diketahui, hingga Kamis, 28 Mei 2020, ada sebanyak 482 Orang Dalam Pemantauan (ODP) kemudian 20 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 23 Pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Pasien terkonfirmasi d wilayah Sampang, mengalami penambahan enam kasus positif Covid-19 dari sebelumnya yang diketahui sebanyak 17 kasus.
Bahkan jumlah kasus terkonfirmasi covid-19 yang ada di Sampang, menyalip jauh dua Kabupaten lainnya yang ada di Madura yakni Kabupaten Sumenep sebanyak 11 kasus dan Kabupaten Pamekasan sebanyak 14 kasus. (Muhlis/SOE/VEM)