SAMPANG, koranmadura.com – Humas Satgas Covid-19 Kabupaten Sampang, Djuwardi menyatakan, pihaknya sudah melakukan tracing terhadap enam pasien terkonfrimasi Covid-19 berdasarkan hasil swab PCR dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.
“Untuk pasien AK (inisial) bayi usia 2 bulan atau pasien nomor 7 kemarin, riwayat perjalanannya yaitu diajak orang tuanya ke Sleman. Kemudian pasien N (34) atau pasien nomor 6 asal Camplong yang kerjaannya hanya ibu rumah tangga, hasil tracingnya terpapar di pasar Camplong. Terus pasien N atau pasien nomor 8 asal Kecamatan Sampang itu, dia seorang pedagang dan pernah melakukan perjalanan ke Surabaya. Nah termasuk pasien 9-11 yang klaster Santos, mereka juga tingga di area Camplong dan pernah juga belanja ke pasar. Jadi ada dua kemungkinan, tiga pasien karyawan Santos itu terpapar di pasar atau di Santos Surabaya,” jelasnya, Rabu, 20 Mei 2020.
Lanjut Djuwardi menyatakan, sebelumnya keenam pasien yang baru tepapar tersebut diakuinya sudah menjalani rapid test dengan hasil reaktif.
“Kalau yang karyawan Santos di isolasi di Surabaya. Kalau yang tiga pasien lainnya ya diisolasi di BLK,” terangnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang, Agus Mulyadi saat dikonfirmasi soal tracing enam pasien baru yang terkonfirmasi covid-19 mengakui jika pasien terpapar di wilayahnya berasal dari klaster yang kebanyakan berasal dari luar daerah.
“Seperti pasien H sebelumnya, itu klaster Surabaya, terus si bayi kemarin itu berasal dari klaster Sleman. Kemudian pasien asal Banyuates dari klaster Bangkalan. Terus juga ibu rumah tangga yang Camplong, itu masuk klaster pasar, dia jualan lele di pasar. Namun kami masih tracing untuk pasien yang dari Camplong tersebut, sebab jika dilihat dari peta wilayah, pasien baru asal Camplong tersebut terpapar dari kalster Bandaran, Pamekasan,” jelasnya.
Menurutnya, pelacakan paparan covid-19 terhadap belasan pasien di wilayahnya cukup sulit lantaran masyarakat sendiri saat ditracing tidak menyatakan keterangan yang sebenarnya yang dimungkinkan akibat faktor lupa. Namun begitu pihaknya menegaskan dari hasil tracing pasien terpapar baru telah dijaring sejumlah orang yang nantinya akan dilakukan tes cepat atau rapid test.
“Tracing per pasien terkonfirmasi, kami sudah lakukan protokol kesehatan termasuk rapid dan isolasi mandiri. Dari enam pasien itu hari ini kami rapid sebanyak 10-15 orang dari hasil tracing masing-masing pasien terkonfirmasi,” katanya. (Muhlis/SOE/VEM)