BANGKALAN, koranmadura.com – Salah seorang pedagang, Elhaq Lukman menilai bangunan Pasar Tanah Merah, Bangkalan, Madura, Jawa Timur dikerjakan asal-asalan. Akibatnya, toko para pedagang kebanjiran.
“Saya anggap bangunan dengan anggaran Rp 20 miliar masih asal-asalan, melihat saluran air yang belum diselesaikan,” kata Lukman, sapaan akrabnya, Selasa, 19 Mei 2020.
Menurut pria asal Desa Tanah Merah Laok, dampak saluran air yang tidak diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan dan pihak pemborong, PT. Jaya Semanggi Enjiniring, maka berakibat kepada 19 toko di depan bangunan pasar mengalami kebanjiran.
“Jika hujan sedikit saja, maka 19 toko terkena banjir dari air yang berasal dari atas bangunan, sedangkan tempat pembuangannya belum diselesaikan,” ucap pria berkacamata itu.
Baca: Bangunan Baru Pasar Tanah Merah Bangkalan Rusak sebelum Ditempati, Ini Respons Legislatif
Semestinya, kata Lukman pihak Pemkab Bangkalan memperhatikan saluran air terlebih dahulu sebelum dibangun, sehingga air hujan yang berasal dari atas bangunan tidak tersendat di depan bangunan saja.
“Jika diawal pembangunan diselesaikan dulu saluran air di buang ke mana, maka tidak terjadi banjir,” katanya.
Tak hanya itu, Lukman juga menilai dengan anggaran yang cukup fantastis sebesar Rp. 20 milir tidak sebanding dengan bangunan pasar yang cukup sederhana. Menurutnya, anggaran sebesar itu semestinya tidak ada kerusakan seperti plafon
“Kalau saya pribadi dengan anggaran Rp. 20 miliar plafon tidak berjatuhan seperti sekarang ini. Itu bangunan hanya di depan saja, di belakang masih berantakan” katanya. (MAHMUD/SOE/DIK)