SUMENEP, koranmadura.com – Kelanjutan pembangunan pelabuhan rakyat (PELRA) di Kecamatan Kalianget, Madura, Jawa Timur kian suram. Sejak pembangunan dimulai 2005 awal hingga saat ini dibiarkan tak terawat.
Mangkraknya pembangunan tersebut dimanfaatkan para wisatawan sebagai tempat alternatif liburan sekaligus relaksasi.
Pemandangan yang sejuk dan mudah dijangkau menjadi salah satu alasan bagi wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, tempat tersebut sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat bermain sambil berendam air bagi anak-anak dan dewasa. Selain air lautnya tenang, bersih dan hangat, juga permukaan pantai dangkal.
“Setiap hari tidak kurang dari 100 pengunjung. Apalagi saat hari libur seperti Sabtu dan Minggu, pengunjung bisa capai 500 san,” kata Syarkawi, salah satu tokoh masyarakat sekitar pelabuhan, Sabtu, 20 Juni 2020.
Namun sayangnya kata Syarkawi, potensi tersebut tidak disambut baik oleh Pemerintah Daerah. Meski banyak pengunjung tidak bisa memberikan kontribusi setiap tahun. “Kalau masyarakat sudah lama menginginkan tempat itu jadi destinasi wisata, sebagai bagian wisata kota tua di Kalianget,” ungkapnya.
Bahkan kata dia jika pemerintah daerah tidak mau mengelola, masyarakat ada yang siap membangunnya. Saat ini sudah ada masterplan disiapkan mulai jangka pendek, menengah hingga pembangunan wisata jangka panjang.
Dia mencontohkan, rencana pembangunan jangka pendek, warga berencana membangun sport selfie, menyediakan sarana pemandian bagi wisatawan, perbaikan infrastruktur, termasuk juga direncanakan ada tempat mancing serta akan disediakan perahu kecil bagi wisatawan yang akan melihat pemandangan pohon mangrove.
Apalagi kata dia, akses masuk kabarnya sudah ada pelepasan oleh pihak PT Garam sebelum mega proyek tersebut dimulai. “Jadi, tinggal izinnya, semuanya sudah ready. Tinggal pemerintah daerah memfasilitasi yang tidak bisa dijangkau oleh masyarakat di sini,” ungkapnya.
Jika rencana tersebut terealisasi, lanjut Syarkawi diyakini bisa memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah setiap tahun. Selain itu juga untuk menjaga kebersihan laut dari kotoran alam maupun yang sengaja dibuang oleh masyarakat. “Juga sebagai penggerak sektor ekonomi kerakyatan,” jelasnya.
Pembangunan PELRA di Kecamatan Kalianget dimulai pada 2005 silam menggunakan anggaran APBN. Namun, dalam perjalanan pembangunan tersebut bermasalah sehingga tidak dilanjutkan. Anggaran yang dihabiskan diperkirakan mencapai Rp10 miliar dengan panjang dermaga sekitar 100 meter dari bibir pantai ke tengah laut. (JUNAIDI/SOE/VEM)