KORANMADURA.com – Dua pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur sedang mempersiapkan diri membuka kembali aktivitasnya. Dua pesantren itu yakni Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, dan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, KH Mohammad Makmun menuturkan saat ini pihaknya tengah menyiapkan aturan di pesantrennya untuk menyesuaikan dengan kebiasaan baru supaya tetap aman dari COVID-19. Diantaranya, kata dia, pesantren akan menambah ruangan hingga pelaksanaan belajar mengajar.
“Saat ini kami sedang melaksanakan proses persiapan untuk adanya kebiasaan baru ini. Adanya penambahan lokal, adanya pengaturan ulang bagaimana pelaksanaan nanti pendidikan. Jadi kami terus sedang mengadakan persiapan karena nanti kami mungkin pada bulan Juni ini belum memulai, di awal Juli baru akan ada tahap pertama,” kata Makmun dalam tayangan YouTube BNPB, Selasa (9/6/2020).
Dia memastikan komunikasi akan terus terjalin dengan Gugus Tugas Kabupaten Kediri terkait keputusan membuka kembali pesantren. Tak hanya itu, sosialisasi pembukaan pesantren dengan kebiasaan baru juga terus dilakukan kepada tenaga pendidik, santri, dan orang tua santri.
“Tapi terus kita lakukan, saat ini sudah kami panggil para guru, para tenaga pengajar untuk terus kita breafing bagaimana kebiasaan itu dan nanti setelah itu bertahap siswa atau santri,” ucap Makmun.
Makmun menjelaskan bahwa sebelum kembali ke pesantren, para santri sudah diberitahu agar melaksanakan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Ketika nanti datang ke pesantren, santri-santri akan menjalani rapid tes dan isolasi di ruangan yang sudah dipersiapkan.
“Jadi memang ada hal-hal yang perlu diisolasi tetap kita isolasi. Rencana tetap kita isolasi 1 minggu kemudian yang punya gejala kita isolasi 2 minggu,” katanya.
Sementara itu, Ketua Pesantren Tangguh Pondok Pesantren, Lirboyo Kediri mengatakan dalam situasi pandemi harapan santri untuk bisa kembali ke pesantren sangatlah besar. Atas dasar itu, pihaknya menggagas pesantren tangguh di pondoknya yang bekerjasama dengan Kepolisian dan TNI.
“Pada 4 Juni lalu kami umumkan kepada seluruh santri yang sekarang masih berada di rumah bahwa mereka kami anjurkan untuk isolasi mandiri selama 14 hari sebelum nanti secara bertahap mereka bisa kembali ke pondok,” katanya.
Dia menyebut pondok pesantren yang dikelolanya berencana akan membagi beberapa tahap untuk pengembalian santri-santri ke pesantren yang akan dimulai pada 20 Juni. Sebagai tahap pertama, kata dia, santri yang berasal dari sekitar dekat Kediri akan lebih dulu dianjurkan kembali ke pondok.
“Kita rencanakan dari 28 ribu santri kita ini untuk tahap pertama yang bisa kembali ke pondok sekitar 10 persen kurang lebih 2500 santri dan ini kita anjurkan dari santri-santri Kediri dan sekitaranya, Kediri, Nganjuk, Blitar, Jombang dan Trenggalek,” ujarnya.
Santri yang datang ke pondok nantinya akan menempuh sejumlah pemeriksaan. Seusai diperiksa, para santri akan menjalani isolasi selama 14 hari dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Dari isolasi ini kita akan mengisi kegiatan mereka dengan hal positif mulai salat berjamaah, istighosah, pengajian juga kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan imunitas tubuh, mengajak mereka untuk rajin olahraga dan mengkonsumsi vitamin,” pungkasnya. (DETIK.com/ROS/VEM)