PAMEKASAN, koranmadura.com – Puluhan aktivis PMII Cabang Pamekasan, Madura, Jawa Timur, meminta Bupati dan Polres bertanggungjawab terhadap pengobatan tiga mahasiswa yang luka dalam aksi tolak tambang ilegal (Galian C) yang berujung ricuh beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Cabang PMII Pamekasan, Mohammad Lutfi, pada acara dengar aspirasi dan Press Realease yang diadakan oleh Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam di Pondopo Ronggosukowati, Sabtu, 27 Juni 2020.
“Kami meminta Bupati Pamekasan dan Kapolres Pamekasan memberikan jaminan kesehatan untuk tiga sahabat yang luka,” ungkapnya.
Baca: PMII Desak Polres Pamekasan Tindak Tegas Tindakan Brutal Oknum Polisi saat Aksi Tambang Ilegal
Sementara itu, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam tidak berkomentar pada saat jumpa pers tersebut. Namun Kapolres Pamekasan, AKBP Djoko Lestari berjanji, akan memberikan bantuan pengobatan kepada tiga mahasiswa tersebut.
“Kami akan memberikan bantuan-bantuan pengobatan terhadap anggota PMII yang terluka itu,” tegasnya.
Diketahui sebelumnya, tiga kader PMII harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat setelah mengalami luka di bagian kepala saat melakukan aksi penolakan tambang ilegal.
Masing-masing kader yang terluka karena diduga diamuk polisi yakni Ficky, kader Komisariat PMII IAIN Madura; Yasin, kader PMII IAI Al-khairat; dan Khairul Umum, kader PMII UIM. (SUDUR/ROS/DIK)