PAMEKASAN, koranmadura.com- Aksi demonstrasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, Madura, Jawa Timur hingga berdarah digelar secara anarkis.
Hal Ini diungkapkan oleh Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. Menurutnya, demo yang dilakukan aktivis PMII Pamekasan itu merupakan tindakan berlebihan. Pasalnya dilakukan anarkis.
“Saya sampaikan nih, saya ini mantan Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur, menangani 38 Kota/Kabupaten. Sampai sekarang saya masih Sekretaris di Ikatan Keluarga Alumni PMII Jatim, pak Wabup ini mantan Ketua Umum HMI Kabupaten Pamekasan, kita lahir dan besar dari pergerakan dan perhimpunan. Artinya urusan begitu itu kita sudah tuntas, diskusi tentang itu kita tuntas. Tapi kok berlebihan, adik-adik saya ini yang luar biasa, calon pemimpin ini demonya pakai batu,” katanya, Sabtu, 27 Juni 2020.
Seharusnya, kata Ra Baddrut, kalau ada persoalan datang saja ke Pendopo untuk berdiskusi guna menemukan solusi.
“Ini saya ini sahabatnya temannya seniornya, saya ini Sekretaris IKA PMII Jatim, datang aja ke sini diskusi kalau mau mencari solusi yang terbaik, itu saja sih sebenarnya,” tambahnya.
Eks anggota DPRD Jatim ini meminta kepada pihak kepolisian agar mereka yang anarkis diproses diproses secara hukum.
“Yang melanggar hukum harus diproses artinya penyampaian pendapat yang anarkis ya kita persilahkan polisi memproses sesuai dengan peraturan. Karena ini negara hukum, tetapi bagi yang lain yang juga melanggar juga harus diproses, ya siapapun yang melanggar di negara hukum, kita ini ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan berdasarkan hukum yang berlaku di negara kita,” jelasnya. (SUDUR/SOE/VEM)