SAMPANG, koranmadura.com – Tembus 49 pasien terkonfirmasi positif kasus paparan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), kini Pemerintah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mulai melonggarkan pengamanan dan pencegahan pandemi virus Wuhan, China itu di sejumlah titik posko penjagaan dalam pencegahan Covid-19.
“Soal posko penjagaan seperti di jembatan Timbang, Jrengik dan di wilayah Utara, Banyuates, sudah dievaluasi, sekarang penanganan dan pergerakannya mulai digeser. Karena di posko sendiri fungsinya hanya melakukan screening dan mendata, Jadi screening dan data untuk sekarang tidak terlalu dipentingkan. Makanya petugas di posko sekarang itu digeser kepada kegiatan-kegiatan yang lebih prioritas,” ujar Pj Sekda Sampang, Yuliadi Setiawan, Kamis, 4 Juni, 2020.
Lanjut pak Wawan sapaan akrab Yuliadi Setiawan menjelaskan, kegiatan prioritas yang dimaksud untuk bertugas dalam penanganan paparan Covid-19 lainnya seperti di pasar, pertokoan, dan lainnya.
“Seperti di pasar, di sana (pasar) harus melakukan pengawasan memperketat penggunaan masker. Karena jumlah pasien covid-19 sudah mulai banyak nih, maka dari itu kegiatan yang jauh lebih penting sekarang yaitu mengarah pada isolasi mandiri karena sekarang lebih jauh untuk penaganan daripada yang sifatnya hanya mendata. Kalau Tracing, rapid hingga swab, tetap kami akan lakukan,” jelasnya.
Selain itu, Ba Wawan menyatakan pertimbangan pengurangan petugas pencegahan Covid-19 di posko yaitu pada efisiensi penyerapan dan penggunaan anggaran dari Biaya Tidak Terduga (BTT) yang penggunaannya harus lebih tepat sasaran.
“Jadi di posko penjagaan itu tidak ditutup (dibubarkan) total, masih beroperasi, cuma hanya dilakukan pengurangan fungsi dan jumlah petugasnya. Kalau petugas medis, Dishub, BPBD, Satpol PP, TNI/Polri tetap ada, itupun jumlahnya dikurangi. Dan di surat edaran itu ditujukan kepada OPD agar tidak lagi mengirim stafnya untuk penjagaan di posko. Jumlah petugas yang ditarik lebih dari 50 persen per 1 Juni kemarin,” jelasnya.
Sementara Humas Satgas Covid-19 Kabupaten Sampang, Djuwardi menyatakan, tahapan dalam upaya pencegahan wabah Covid-19 itu tahapannya. Di tahap awal pihaknya mengaku gencar upaya pencegahan dengan membuat posko baru guna mendeteksi dan mentracing masyarakat yang datang dari luar daerah terlebih dari zona merah. Namun, saat ini, pergerakan warga yang datang sudah mulai berkurang, namun yang ada adalah interaksi masyarakat di lingkungan masing-masing terlebih beberapa waktu lalu merupakan hari raya idul fitri.
“Maka dari itu, kami tekannya, bagi masyarakat ODR, agar isolasi mandiri selama 14 hari supaya tidak menularkan. Nah sekarang ini, merupakan tahapan perawatan medis sehingga pecegahannya tidak lagi sama seperti yg di awal. Jadi kami persiapkan tempat isolasinya, memperkuat tenaga medisnya maupun fasilitas medisnya. Jadi sekarang ini lebih terkonsentrasi pada urusan perawatan medis. Urusan pencehahan, tetap masih ada namun sudah dikurangi,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, penambahan terakhir sebanyak kasus 11 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sampang per Rabu, 3 Juni 2020 kemarin, sehingga dari penambahan tersebut menjadikan total keseluruhan kasus terkonfirmasi positif di Sampang sebanhak 49 kasus dan hampir menyalip kasus paparan Covid-19 di wilayah Kabupaten Bangkalan sebanyak 50 kasus. (MUHLIS/ROS/VEM)