Oleh: MH. Said Abdullah*
Tak diragukan, saat ini hampir seluruh masyarakat penjuru dunia sedang berada dalam situasi menyeimbangkan antara recovery ekonomi dan menjaga keselamatan dari pandemi Covid-19. Kedua aktivitas beresiko tinggi itu harus dihadapi karena merupakan kondisi obyektif dan riil terjadi di tengah aktivitas manusia keseharian.
WHO menggambarkan sebagai situasi ekspresi ‘ketaksabaran’ akibat keterbatasan panjang sementara tantangan pandemi Covid-19 masih sangat tinggi. Masyarakat dunia dipaksa situasi menyelamatkan diri dari keterpurukan ekonomi di tengah belantara bahaya mengancam akibat pandemi. Situasi membahayakan dunia ini seperti ditegaskan WHO harus disikapi langkah sangat cermat seluruh masyarakat dunia.
Masyarakat yang tengah berusaha keras menata kehidupan ekonomi perlu terus diingatkan ancamam bahaya tak terduga yang dapat mengejutkan serta mematikan. Yang tak kalah penting perlunya dukungan terus menerus upaya menemukan obat efektif serta vaksin virus Covid-19.
Sedikit saja kelalaian dalam situasi sekarang ini akan sangat membahayakan dunia. Karena itu terasa urgensi efektivitas kepemimpinan pada seluruh tingkatan sosial, di seluruh dunia.
Pada skala nasional, situasi sekarang merupakan ujian sesungguhnya kepemimpinan nasional dan daerah sampai tingkatan struktur terkecil. Bukan hanya Gubernur, Bupati dan Wali kota. Para Camat, Lurah, kepala desa, Ketua RW bahkan kepemimpinan ketua RT pun mutlak harus berjalan efektif, efisien serta berkelanjutan.
Kepemimpinan nonformalpun sebagai bagian dari budaya masyarakat negeri ini mutlak dibutuhkan perannya. Para tokoh agama, pemangku adat dan tokoh masyarakat lainnya tak bisa lagi berdiam diam diri. Tokoh agama seperti ulama, kiai, ustad, pendeta, pastor, biksu, resi partisipasinya akan memberikan pengaruh signifikan sejalan masih kentalnya budaya paternalistik pada masyarakat negeri ini.
Ibarat lomba lari, tantangan kehidupan saat ini seperti lari maraton. Diperlukan perencanaan strategi jangka panjang, konsistensi, kontinuitas, efektivitas, efisiensi, konsentrasi super ketat dengan disiplin sangat tinggi.
Moralitas kepemimpinan benar-benar harus dikedepankan dengan menempatkan kepentingan dan keselamatan masyarakat secara keseluruhan. Sedikit saja ego kepemimpinan muncul akan berakibat fatal yang dapat merusak seluruh perencanaan dan pelaksanaan kerja. Resikonyapun menyangkut hidup mati seluruh lapisan masyarakat.
Hubungan antar pemimpin berbeda wilayah baik provinsi, kabupaten dan kota mutlak membutuhkan kebersamaan dan kerja sama. Standar utamanya yang perlu mendapat perhatian adalah keselamatan masyarakat. Masyarakat mana yang mendesak perlu segera ditangani dan diselamatkan tanpa melihat keberadaan atas dasar wilayah kewenangan kepemimpinan.
Prinsip ini mutlak perlu dikedepankan karena akibat yang timbul dalam bentuk penyebaran terinfeksi Covid-19 tidak lagi tergantung batas kewenangan geografia kepemimpinan wilayah. Ketika masyarakat dalam wliyah tertentu terinfeksi, bahaya akan mengancam masyarakat wilayah sekitarnya bahkan yang sangat jauh sekalipun.
Seluruh pemimpin daerah dalam seluruh tingkatan mutlak harus membuang jauh ego kepentingan wilayah apalagi bersikap kurang peduli pada daerah sekitarnya. Ia harus berpikir integral kepentingan seluruh negeri ini bahkan dunia karena siapapun berada ancaman tak terduga akibat mobilitas manusia yang tanpa batas.
Kepemimpinan daerah pada seluruh tingkatan saat ini bukan hanya harus berada dalam koordinasi ketat. Yang terpenting lagi ketepatan dan kecermatan serta pemahaman kondisi dinamis yang selanjutnya secara cepat perlu tindakan kongkrit. Seluruh pemimpin di negeri ini tak bisa lagi ‘mendekam’ berada di balik meja, berwacana, berdiskusi bertele-tele, bicara berbunga-bunga dihadapan media.
Kerja, kerja dan kerja seperti sering ditegaskan Presiden Jokowi yang harus dikedepankan. Apalagi saat ini titik tolaknya bukan hanya menyangkut mewujudkan visi misi keberhasilan pembangunan daerah atau wilayah tapi demi keselamatan seluruh rakyat.
Ujian moral dan kepemimpinan terbentang di depan mata. Taruhannya juga tidak main-main: keselamatan hidup rakyat. [*]
*Ketua Badan Anggaran DPR RI