SAMPANG, koranmadura.com – Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, berencana melakukan tes cepat (rapid test) massal di lingkungan pasar tradisional di daerah tersebut.
Pasalnya pasar tradisional sejauh ini menjadi klaster penyumbang terbanyak penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di Sampang.
Rencana itu muncul setelah ada pembahasan khusus di internal Gugus Tugas Covid-19 di Aula Setkab Sampang, Senin, 8 Juni 2020.
“Persentase paparan Covid-19 klaster pasar mencapai 60 persen. Sehingga kami rencanakan ada rapid test massal,” ujar Humas Tim Satgas Covid-19 Sampang, Djuwardi.
Pria yang juga Kepala Kominfo ini mengaku, sejauh ini tes cepat masih diprioritaskan untuk petugas medis. Ke depan, tes cepat juga akan dilakukan pada klaster paparan Covid-19 yang cukup dominan.
“Ke depan rapid test akan terus kami lakukan sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Saya ini sebenarnya juga harus dirapid test, termasuk kalian (awak media) yang meliput di mana-mana,” ungkapnya.
Selain melakukan tes cepat massal, dalam rangka menyambut kenormalan baru (new normal), pihaknya akan mempertegas penerapan protokol kesehatan di lingkungan pasar.
“Ada dua sisi yang perlu kami pertegas soal penanganan Covid-19 di pasar, yaitu Gugus Tugas harus tegas menindak dan di sisi lain masyarakat harus lebih taat aturan,” ungkap dia.
Kendati begitu, mempertegas penerapan protokol kesehatan di lingkungan pasar tidak berarti akan memaksa orang layaknya pelaku kriminal.
“Karena warga di pasar itu rakyat kita juga yang butuh hidup. Makanya kami selalu imbau dan imbau agar mematuhi protokol kesehatan. Namun nanti mungkin akan sedikit memaksa,” pungkasnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, Agus Mulyadi, saat dikonfirmasi membenarkan rencana tes cepat massal di lingkungan pasar itu.
“Kami sudah mau melakukan (tes cepat massal). Hanya persoalannya masyarakat yang tidak mau, jadinya sulit. Ini aja, proses tracing kami ngejar-ngejar sampai gunakan Forpimda. Sebagian jangankan diambil darahnya, disuntik saja sulit,” paparnya.
Ditanya soal biaya tes cepat mandiri, menurut pria yang akrab disapa Agus itu biayanya bisa mencapai antara Rp 600 hingga 700 ribu sekali. “Mahal juga rapid test itu,” katanya. (MUHLIS/FAT/DIK)