Oleh: Miqdad Husein
Pemberlakuan kebijakan new normal sejatinya sangat tidak mudah. Resiko dampak sosial ekonomi dan kesehatan seakan saling beradu. Jika ingin menyelamatkan ekonomi terbentang sangat jelas resiko kesehatan yang dapat mengancam nyawa manusia. Sementara jika mengedepankan kesehatan resiko sosial ekonomi pun sangat berat.
Sempat beredar celetukan liar bahwa jika terus menerus diberlakukan PSBB atau bahkan lockdown masyarakat memang dapat selamat dari kematian pandemi Covid-19. Namun ancaman lain muncul yaitu dampak resiko ekonomi yang bila berkepanjangan dapat menimbulkan krisis sosial. Juga bukan hal luar biasa jika muncul ‘pandemi’ kelaparan yang dapat mengancam nyawa. Belum lagi potensi konflik sosial ketika masyarakat karena kelaparan terpaksa melabrak batas-batas aturan.
Sebuah pilihan sulit. Karena itu bisa dipahami bila pemerintah saat ini sangat berhati-hati memulai menerapkan kehidupan new normal. Kajian dan perhitungan sangat cermat terus dilakukan. Jangan sampai masyarakat selamat dari krisis ekonomi namun kembali terperangkap menjadi korban pandemi Covid-19.
Kesadaran dan pemahaman masyarakat terasa penting di sini. Jangan sampai salah persepsi bahwa new normal dianggap kehidupan normal seperti sebelum pandemi sehingga bisa berperilaku seenaknya. Bahwa new normal pada dasarnya kehidupan normal baru dengan protokol penanganan pandemi Covid-19.
Sangat berbeda secara mendasar kehidupan new normal dengan kehidupan normal sebelumnya. Ada ketentuan baru yang harus ditaati dan dilaksanakan masyarakat tanpa kecuali antara lain kewajiban jaga jarak, memakai masker dan kebiasaan mencuci tangan. Jadi sebelum obat dan vaksin Covid-19 ditemukan masyarakat dituntut hidup dengan tata laku baru yang memerlukan kedisiplinan dan kesabaran.
Yang dibutuhkan di sini sangat jelas adalah keseimbangan dan ketertataan. Bukan dalam pilihan ekstrim hidup atas dasar belenggu lockdown menghadapi pandemi Covid-19 atau kembali bebas seperti sebelum pandemi. Kedua pilihan ekstrim sama-sama memiliki resiko tinggi yaitu kematian, baik karena terinfeksi maupun terdampak ekonomi Covid-19.
Konsepsi berimbang untuk sekarang ini merupakan pilihan paling rasional. Apalagi sepenuhnya didukung kajian dan analisa mendalam yang dilakukan pemerintah. Masyarakat dapat beraktivitas namun tetap dalam kewaspadaan tinggi dengan konsisten mengikuti protokol Covid-19.
Konsepsi itu seperti menerbangkan layang-layang atau mengendalikan kuda. Kadang perlu ditarik dipacu, sekali waktu perlu diulur sesuai kondisi. Jika ternyata penerapan new normal masih menaikkan angka masyarakat terinfeksi Covid-19 pengetatan penanganan ditingkatkan kembali. Bahkan jika ternyata kurva terinfeksi terus naik berarti harus kembali pada pilihan ekstrim memilih resiko pilihan kecil.
Di sini jelas terpampang keharusan kehati-hatian dari pemerintah. Bahwa penerapan new normal tidak dapat dilakukan secara gegabah.
Ini penting dipahami karena belakangan banyak beredar di media sosial provokasi menyesatkan yang mengarahkan masyarakat dalam pilihan ekstrim jauh dari sikap bertanggungjawab. Mereka misalnya meneriakkan agar jangan mengikuti kebijakan new normal dengan tetap berada di rumah tanpa aktivitas.
Tentu saja pemikiran provokatif itu jauh dari sikap rasional. Kehidupan bagaimanapun harus berjalan. Di manapun masyarakat di dunia secara bertahap sudah memulai seperti kompetisi bola di Jerman dan Spanyol. Bahwa kehidupan kini jauh berbeda dari sebelumnya merupakan realitas yang harus siap dihadapi. Sebuah keseimbangan kehidupan baru memang tak terelakkan.
Kesadaran keseimbangan dan keselarasan ini penting dipahami dan dilaksanakan masyarakat antara beraktivitas ekonomi dan bersikap disiplin mengikuti protokol Covid-19. Semua sepenuhnya tergantung masyarakat sendiri bagaimana menjaga keseimbangan. Sangat terasa di sini kebutuhan mutlak inisiatif dan sikap pada taraf paling mendasar tergantung masyarakat sendiri.
Selanjutnya dalam bingkai besar masyarakat perlu mengikuti berbagai ketentuan pemerintah. Misalnya, mentaati pengaturan memasuki mall, restoran, pasar tradisional dan lainnya. Semua tentu merupakan rangkaian proses yang didasarkan kajian, penelitian, analisa, perhitungan cermat yang diharapkan dapat secara perlahan mengembalikan dinamika kehidupan.