BANGKALAN, koranmadura.com – Masyarakat Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur yang diduga pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif virus Corona enggan ditracing. Padahal langkah itu diharapkan bisa menekan penyebarannya.
Hal itu dibenarkan oleh Ketua Komisi D DPRD Bangkalan Nur Hasan. Menurutnya, saat mendengar pendapat, beberapa Kepala Puskesmas (Kapus) di kota dzikir dan shalawat, 26 Juni 2020 kemarin, mengeluhkan jika masyarakat menolak untuk ditracing.
“Iya (beberapa masyarakat enggan ditracing) namun itu bukan kegagalan dari Gugus Tugas dalam memberikan sosialisasi,” katanya, Sabtu, 28 Juni 2020.
Dijelaskan oleh Nur Hasan, beberapa masyarakat kabupaten paling barat Pulau Madura ini memiliki tipologi yang keras kepala untuk diberi pemahaman. Akibatnya, mereka tidak percaya dengan keberadaan virus Corona.
Sehingga, lanjut Nur Hasan ketika Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bangkalan memberikan sosialisasi, masyarakat khususnya di pedesaan akan memusuhi.
“Memang susah. Khususnya di pedesaan, masyarakat menganggap virus Corona tidak ada. Saat ingin sosialisasi bahkan dimusuhi,” tutur dia.
Menanggapi penilaian masyarakat bahwa Corona adalah konspirasi, Kepala Puskesmas Kota Bangkalan dr. Daniar Sukmawati menyampaikan, adanya wabah virus Corona ini bukan persekongkolan dengan siapapun.
Buktinya, kata Daniar sapaan akrabnya dr. Daniar Sukmawati di daerah Kota Bangkalan tersebut dalam penyebaran wabah virus Corona saban hari kian meningkat.
“Ini bukan konspirasi, buktinya di Bangkalan Kota banyak yang terkonfirmasi positif virus Corona,” katanya. (MAHMUD/SOE/VEM)