BANGKALAN, koranmadura.com – Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur belum menerapkan pelayanan berbasis International Standard Organization (ISO) atau dikenal ISO 11620:2008.
ISO yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1998 itu untuk mengukur kinerja para pegawai dalam memberikan pelayanan. Ketika layanan baik, maka bisa meningkatkan minat para pengunjung untuk mendatangi gudang buku di Jl. R.A. Kartini, Kraton, Kecamatan Kota itu.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bangkalan, Moch. Musleh menyampaikan, dalam penerapan layanan berbasis ISO masih jauh dari prediksi. Katanya, untuk memenuhi standar itu dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
Selain itu, lanjut Musleh melihat anggaran yang masih minim di wilayah tugasnya, maka dirinya mengaku belum berpikir untuk menerapkan pelayanan berbasis ISO di Perpusda.
“Selain anggaran yang minim, ISO juga harus melengkapi sarana dan prasaran. Salah satunya item seperti luas lahan. Di Perpusda masih seluas 1300 per segi,” katanya, Kamis, 25 Juni 2020.
Namun walaupun belum bisa berbasis ISO, pihaknya berusaha mempersiapkan perangkat lunak yang sekiranya tidak membutuhkan anggaran banyak. Seperti membuat motto hingga standar pelayanan publik di Perpusda.
“Perangkat lunak dulu kita sediakan, menyusun motto, maklumat pelayanan, standar pelayanan publik, SOP, dan TI,” ujarnya.
Oleh karena itu, Musleh berharap dengan dilengakapinya perangkat lunak itu, bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengunjung. Sehingga mereka merasa nyaman saat membaca buku.
“Kami tidak muluk-muluk dulu. Kita siapkan yang tidak butuh anggaran banyak. Untuk saat ini perangkat lunak dulu. Agar para pembaca kerasan,” tutupnya. (MAHMUD/DIK)