BANGKALAN, koranmadura.com – Walaupun wabah virus Corona, alias Covid-19, khususnya di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, saban hari kian meningkat, namun para santri diperbolehkan kembali lagi ke pondok pesantren.
Hal itu berdasarkan Ketentuan Kembalinya Santri dan Penerimaan Santri Baru di Kabupaten Bangkalan, nomor: 065/715/433.031/2020, yang ditandatangani oleh Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron, pada tanggal 5 Juni 2020.
Dalam ketentuan tersebut termaktub bahwa, kembalinya santri ke pondok pesantren di perbolehkan. Namun, dengan catatan para pengelola pondok siap menerapkan protokol kesehatan, guna pencegahan penyebaran virus Corona.
Dalam pemberangkatan para santri ke pondok masing-masing, diimbau agar melakukan pemeriksaan suhu tubuh, penggunaan masker, jaga jarak (sosial distancing) dan cuci tangan dengan sabun.
Selain itu, para santri yang berasal dari luar kota dzikir dan shalawat harus memiliki keterangan sehat dari dokter pemerintah (RSUD atau Puskesmas) yang menerangkan bahwa bebas dari gejala Covid-19, seperti influenza, batuk dan sesak nafas.
Namun, bagi orang tua santri dan pengantar lainnya hanya diizinkan mengantar sampai dengan pos pemeriksaan kesehatan yang disiapkan oleh pondok pesantren.
Setiap santri yang mengalami gangguan kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan harus dikoordinasikan dengan unit layanan kesehatan setempat (Puskesmas). Hal itu, untuk dilakukan tindakan medis sesuai dengan protokol kesehatan. Namun, apabila dinyatakan harus karantina, maka ditempatkan di lokasi yang telah ditentukan.
Kepala Kementrian Agama (Kemenag) sekaligus kontributor Tim Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan Abd Haris HS berharap kepada pengurus pondok serta kepada santri, agar senantiasa melakukan protokol kesehatan. Karena, dirinya tidak menginginkan di pondok tempat menimba ilmu agama itu akan menjadi lumbung penyebaran virus Corona.
“Tetap jaga protap kesehatan yang dianjurkan pemerintah, agar tidak terjadi penyebaran virus di lingkungan pondok,” katanya.
Selain itu, pihaknya meminta kepada kaum sarungan agar tetap berdoa kepada yang maha kuasa, supaya dijauhkan dari virus yang berasal dari Wuhan, China.
“Kita ikhtiar dengan doa dan istighosah, karena kekuatan doa para santri luar biasa,” ungkapnya.
Perlu diketahui, tercatat sebanyak 131 pondok pesantren yang tersebar di beberapa kecamatan di lingkungan Kabupaten Bangkalan. Dengan rincian 12.151 santri mukim dan 6.772 non mukim. (MAHMUD/ROS/DIK)