SAMPANG, koranmadura.com – Ratusan karyawan dari sejumlah perusahaan di Sampang, Madura, Jawa Timur “dirumahkan” sejak pandemi Covid-19.
Saat bersamaan, pemerintah membuka pendaftaran kepada warga, termasuk memberikan peluang kepada para karyawan yang ‘istirahat’ untuk mendaftarkan diri menjadi peserta program kartu prakerja.
Namun, dari beberapa gelombang pendafaran yang dibuka, para karyawan perusahaan itu enggan mendaftar. Padahal pendaftaran gelombang empat sudah diprioritaskan oleh Kementerian Perekonomian RI guna meringankan beban perekonomian mereka.
Kasi Pelatihan, Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskumnaker) Sampang Ludfi mengatakan, hingga gelombang pendaftaran emoat kartu prakerja, tidak ada satupun klasifikasi karyawan yang dirumahkan akibat pandemi Covid-19 yang tercatat sebagai pendaftar.
Menurutnya, hingga pendaftaran berakhir, pihaknya mencatat sebanyak 406 orang yang telah mendapat pendampingan dengan rincian pada gelombang pertama 70 orang, gelombang kedua 191 orang, dan ketiga 145 orang.
“Pendadtaran gelombang empat sudah ditutup beberapa waktu lalu. Sedangkan untuk gelombang empat terdapat 37 pendaftar dan tidak ada dari karyawan yang dirumahkan,” ujarnya, Senin, 29 Juni 2020.
Sementara Kasi Perindustrian, Diskumnaker Sampang, Heru menyampaikan, sejak pandemi Covid-19, terdapat 245 karyawan dirumahkan dari 4 perusahaan di Kota Bahari. Sedangkan perusahaan yang merumahkan karyawannya di antaranya perusahaan jahit sepatu milik Usaha Dagang (UD) Suramadu di Kecamatan Omben, Hotel Camplong, Hotel Semilir, dan Hotel Bahagia.
“Namun dengan berjalannya waktu, dari empat perusahaan, dua di antaranya mulai aktif beroperasi sehingga memanggil kembali karyawannya. Jadi saat ini tinggal Usaha Dagang (UD) Suramadu di Kecamatan Omben dan Hotel Camplong yang belum,” paparnya. (Muhlis/SOE/DIK)