Oleh MH. Said Abdullah
Kebijakan pemerintah dalam menangani perekonomian terdampak pandemi Covid-19 sejauh ini memang memperlihatkan indikasi positif. Hal ini ditandai antara lain dari respon pasar relatif positif seperti penguatan rupiah yang saat ini sudah berada dikisaran 14 ribu rupiah. Indeks Harga Saham Gabunganpun cukup menggembirakan ketika pekan lalu mengalami kenaikan mencapai sekitar 4 persen lebih. Baik pergerakan rupiah maupun IHSG menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi nasional.
Penguatan rupiah memang disebut sementara pengamat sedikit dipengaruhi gejolak di Amerika Serikat. Namun sebenarnya pengaruh negara Paman Sam, relatif kecil. Yang lebih menjadi titik tolak pendorong perbaikan ekonomi sekarang ini peningkatan devisa dan kepercayaan investor dari luar terhadap kebijakan relaksasi pemerintah yang dinilai prospektif bagi kepentingan dunia usaha.
Dinamika positif ini sebagai hasil kebijakan pemerintah memberikan harapan baru recovery ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 yang tergolong berjalan lebih cepat. Sebelumnya memang sempat beredar kekhawatiran pandemi Covid bila berkepanjangan negara-negara di dunia, termasuk Indonesia akan mengalami resesi berat.
Dalam proses recovery ekonomi yang sudah berjalan relatif menggembirakan ini sayangnya tidak dibarengi peningkatan signifikan penurunan dampak kesehatan Covid-19. Beberapa hari terakhir peningkatan masyarakat terinfeksi masih relatif tinggi hingga membuat Presiden Jokowi, kembali mengingatkan secara tegas peningkatan intensitas langkah-langkah yang perlu ditempuh jajaran pemerintah dan pemerintah daerah agar dapat menekan dan memutus penyebaran covid-19.
Kehidupan new normal yang dicanangkan dan mulai diterapkan sangat hati-hati sebagai langkah mengembalikan dinamika kehidupan sosial terkait kesehatan tampaknya kurang berjalan beriringan dengan proses perbaikan ekonomi yang relatif positif. Kondisi ini bisa menjadi kontraproduktif pada seluruh sektor kehidupan jika tidak segera diatasi. Peningkatan penyebaran covid-19 yang belum memperlihatkan kecenderungan penurunan dapat kembali memberikan tekanan terhadap perkembangan ekonomi.
Karena itu mutlak perlu segera diupayakan langkah-langkah strategis pemerintah dalam penekanan dan pemutusan penyebaran Covid-19 agar proses recovery ekonomi tetap dapat berjalan baik. Momentum positif sektor ekonomi jangan sampai kembali ke titik rendah. Momentum recovery ekonomi yang sangat bernilai ini harus benar-benar dioptimalkan sehingga ekonomi nasional segera pulih dan diharapkan menjadi lebih baik lagi.
Sebenarnya sejak dimulai secara berhati-hati kehidupan new normal dalam pelaksanaan memperlihatkan kesadaran yang terlihat jelas dari perilaku masyarakat. Misalnya, dalam aktivitas peribadatan sejak masjid, gereja, kuil, klenteng dibuka kesadaran masyarakat untuk memutus penyebaran Covid-12 berjalan baik. Perilaku menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan sudah mulai dilakukan masyarakat. Yang perlu perhatian lebih aktivitas masyarakat seperti di pasar-pasar tradisional, warung-warung kaki lima, kafe anak-anak muda yang relatif agak longgar.
Perilaku sejalan protokol new normal dalam peribadatan atau kegiatan keagamaan karena itu diharapkan memberikan pengaruh pada aktivitas kemasyarakatan lainnya. Masyarakat dalam beraktivitas keseharian dapat mencontoh praktek peribadatan yang sangat ketat menerapkan protokol penanganan pandemi Covid-19.
Langkah Presiden Jokowi dalam menyongsong new normal yang meminta aparat Kepolisian dan TNI ikut serta mendapat respon positif. Diharapkan wibawa Kepolisian dan TNI dapat meningkatkan disiplin masyarakat untuk berperilaku sesuai protokol penanganan Covid-19.
Saat ini di pusat keramaian seperti stasiun, bandara, mall mudah dijumpai aparat Kepolisian dan TNI membantu mengkondisikan aktivitas masyarakat agar berperilaku sesuai ketentuan protokol new normal. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengefektifkan penerapan kebijakan new normal, sebagai upaya keras memutus penyebaran pandemi.
Tentu saja, memang tidak mudah memulai kehidupan baru apalagi dalam bingkai perilaku kehidupan yang relatif ketat. Membiasakan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, praktis masih merupakan kebiasaan baru masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Semua negara di dunia sekarang mengalami kejutan budaya relatif sama dalam menghadapi new normal karena perubahan-perubahan dratis perilaku keseharian.
Mutlak saat ini diperlakukan sinergi seluruh komponen bangsa, tanpa kecuali termasuk yang saat ini dilakukan pemerintah mengajak Kepolisian dan TNI. Selama obat dan vaksin belum ditemukan, masyarakat perlu memahami dan didorong menerapkan protokol new normal. Siapapun saat ini harus konsentrasi pada pemikiran dan upaya sungguh-sungguh untuk menyelamatkan rakyat dari keterpurukan akibat problem kesehatan maupun ekonomi.
Saatnya membuang ego kepentingan politik, sektoral dan perbedaan apapun. Semua harus focus demi menyelamatkan kehidupan rakyat. Negara manapun saat ini melakukan hal sama: perang menghadapi pandemi Covid-19.