SAMPANG, koranmadura.com – Terinspirasi sebuah penelitian dari Jepang tentang Rahasia Kekuatan Air (The Miracle of Water), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, selain meminta para santri menerapkan protokol kesehatan juga meminta untuk menanam tanaman herbal untuk menjadikan pondok pesantren tangguh dan sehat.
Pesan itu disampaikan Khofifah saat menghadiri peresmian pesantren tangguh di Ponpes Darul Ulum Gersempal, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura.
Dalam kesempatan ini, Khofifah mengampanyekan tiga poin penerapan wajib di pesantren tangguh. Yang pertama adalah Pesantren Sehat. Pesantren diharapkan mulai akrab dan tegas dalam menerapkan protokol kesehatan. Kemudian kedua adalah pesantren bersih, yaitu pesantren mengupayakan santrinya untuk terbiasa mencuci tangan Dan yang ketiga adalah pesantren TOPP dimana para santri menggalakan Tanaman Obat Pondok Pesantren.
“Kami ingin agar pengembangan tanaman obat juga dilakukan lebih masif di pesantren untuk mewujudkan ketahanan pengobatan tradisional di lingkup pesantren. Jadi bisa tanam temulawak, kunyit, jahe, sirih dan segala macam tanaman hebal. Karena kiai itu mempunyai keunggulan luar biasa jika tiap hari ada wirit bersama dan doa khusus dilakukan berjamaah dan di situ ada tanaman herbal juga yang diikuti dengan kekuatan doa. InsyaAllah bakal mempunyai keampuhan yang jauh lebih besar lagi. Seperti yang ditulis di buku oleh peneliti jepang yaitu The Miracle of Water,” kata Khofifah.
Nah dalam buku Miracle of Water itu, lanjut Khofifah menyampaikan bahwa jika air diberikan doa, maka nantinya akan ada perubahan dalam molekul air tersebut.
“Makanya dengan kekuatan spiritual yang luar biasa yang dimiliki pesantren dan juga ditambah dengan ilmu herbal yang bisa ditanam menggunakan media pot, polibag dan semacamnya. Maka TOPP ini akan menjadi kekuatan baru yang tidak sekedar saat covid-19,” ungkapnya.
Sementara Satgas Peduli Covid-19 PCNU Sampang, Faisol Ramdhoni, menjelaskan sebagai pesantren tangguh, ponpes tersebut harus mempersiapkan tempat isolasi, tempat cuci tangan, pendeteksi suhu tubuh hingga ketersediaan logistik dan Alat Pelindung Diri (APD).
“Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya menekan penyebaran virus corona di Kabupaten Sampang. Khususnya di lembaga pondok pesantren yang rawan menjadi klaster baru,” terangnya.
Saat ini, pada fase tatanan kehidupan baru, rutinitas masyarakat secara bertahap mulai kembali normal. Seperti di sektor pendidikan, artinya para santri di Kabupaten Sampang, Madura mulai berdatangan ke pondok pesantren masing – masing. Maka dari itu, PCNU Kabupaten Sampang berinisiasi percontohan pesantren tangguh Covid-19 di Pulau Madura.
“Kesempatan kali dilakukan di Pondok Pesantren Darul Ulum Gersempal, Kecamatan Omben yang dipilih untuk menjadi pesantren dengan sarana penunjang pemberlakuan protokol kesehatan,” pungkasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)