KORANMADURA.com – Warga Perumahan Dreamingland, Benowo, Surabaya, Yoni Ponco Sstowo membuat inovasi tempat hand sanitizer. Cairan hand sanitizer akan keluar cukup dengan menginjak tuas dari alat tersebut.
Pembuatan alat itu bermula saat ia melihat takmir masjid memberikan hand sanitizer yang dipencet menggunakan tangan. “Kalau dipencet kan otomatis dipegang dari orang satu ke orang yang lain. Alhamdulillah manfaatnya sangat bagus sekali hand sanitizer sistem injak ini. Karena adanya hand sanitizer tidak disentuh, jemaah otomatis menuju ke tempat untuk mengambil hand sanitizer. Tadinya ditaruh di tempat dan pindah-pindah tapi sekarang orang langsung menuju ke tempat itu. Edukasinya gitu,” kata Yoni, Selasa, 23 Juni 2020.
Jadi, jika pada umumnya tempat hand sanitizer dipencet ke bawah, alat ini justru mendorong ke atas.
Awalnya ia membuat alat itu untuk masjid. Yoni membutuhkan waktu selama lima hari. Sebab ada dua sistem pada hand sanitizer sistem injak yang ia buat. Yakni dorongan dari per dan sistem gravitasi turun ke bawah.
“Akhirnya untuk jalan keluar cairan bisa diam nggak ikut gerak, tempat keluarnya tidak gerak jadi lebih praktis. Lebih mudah beda dari yang lain. Saya juga harus punya nilai sendiri, nggak mau asal buat tapi sama dengan yang lain. Saya membuat harus ada karakter, ya sistem injak gravitasi,” jelasnya.
Kini hand sanitizer sistem injak miliknya mendapat respons positif dari jemaah dan masjid. Bahkan, dia telah dibanjiri pesanan sampai dari Jakarta dan menjadi peluang bisnis untuknya.
“Karena respons dari masjid jemaah juga banyak ternyata bisa dibuat sebagai peluang bisnis baru. Pesanan ada dari masjid di Trenggalek, Perumahan Citraland, dari Bank Mandiri Jakarta. Saya belum terlalu ekspos karena saya juga harus menyempurnakan sistem,” imbuhnya.
Setelah mendapat banyak pesanan, dia terus memperbaiki sistemnya. Karena alat ini akan dipakai untuk segala usia.
“Kami juga mempertimbangkan hal tersebut. Nggak asal buat tapi juga kualitas dari kekuatan harus dijaga. Kalaupun ada perbaikan kita bisa memperbaiki jadi nggak asal beli jual,” terangnya.
Karena respons dari jemaah dan orang sekitar, kini Yoni bisa membuat empat tempat hand sanitizer sistem injak dalam sehari. Sebab, sudah ada perbaikan dan penyempurnaan sistem.
Untuk harga, Yoni mematok Rp 300 ribu per alat. Dia juga memiliki rencana untuk menawarkan alat tersebut ke pemerintah.
“Untuk dijual harganya murah, Rp 300 ribuan karena lain dengan yang lain. Kami kan masih membuat sistem. Kita juga ingin menawarkan ke Pemkot Surabaya atau Pemprov Jatim, cuman kita nggak tahu jalannya,” pungkasnya. (DETIK.com/ROS/VEM)