SAMPANG, korandura.com – Aksi Tolak RUU HIP di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur semakin santer setelah beredar undangan dan selebaran pemberitahuan di media sosial, baik lewat WhatsApp maupun Facebook.
Dalam pemberitahuan melalui meme aksi tersebut atas nama “Aliansi Nasional Anti Komunisme” lengkap dengan logo Garuda. Kemudian ada hastag #TOLAKRUUHIP dan #TOLAKKOMUNISME. Aksi tersebut direncanakan pada Hari Senin, 6 Juli 2020, jam 09.00 WIB dengan titik kumpul di Monumen Sampang dan long march ke kantor DPRD setempat.
Namun, dalam undangan aksi ajakan tolak RUU HIP tersebut mendapat protes dari dua lembaga organisasi di Kota Bahari lantaran dituding melakukan pencatutan nama organisasi, yaitu PC GP Ansor dan PC Pagar Nusa.
Ketua PC GP Ansor Sampang, Mohammad Khoiron Zaini menegaskan tidak terlibat dalam aksi tolak RUU HIP yang saat ini sudah tersebar di berbagai medsos. Bahkan Gus Khoiron, sapaan akranya menyatakan, nama Banser yang tercatat dalam undangan aksi tersebut sebagai bentuk pencatutan nama lembaga organisasi.
“Aksi tolak RUU HIP ini, segenap panitia atau koorlap aksi tidak pernah ada konfirmasi kepada kami. Sekali lagi, ini adalah pencatutan,” kata Gus Khoiron tegas saat dikonfirmasi koranmadura.com, Jumat, 3 Juli 2020.
Bahkan Gus Khoiron dengan tegas menyatakan, manakala ditemukan kader Ansor-Banser mengikuti kegiatan tersebut, maka kader tersebut merupakan kader abal-abal.
“Kami tidak pernah memerintahkan kader kami, terutama Banser untuk tergabung dalam kegiatan itu. Karena bagi kami, cara menyelesaikan masalah bukan cara seperti itu melainkan sudah ada cara tersendiri yakni mengutamakan musyawarah dan audiensi untuk menyampaikan aspirasi kami,” tegasnya.
Ditanya soal penolakan RUU HIP, Gus Khoiron menyatakan, penolakan RUU HIP sejatinya NU mulai jajaran PBNU, PWNU, PCNU sudah tegas menyatakan menolak RUU HIP.
“Penolakan tegas terhadap RUU HIP ini sudah disampaikan oleh pimpinan Said Aqiel Siradj. Sehingga sudah jelas sikap menolak kami. Apalagi Banser itu turut terlibat dalam peperangan melawan PKI. Sekali lagi, kami tetap patuh kepada NU dan kiai, jadi kapan akan bergerak, turun, berperang dan berjuang, tentunya menunggu komando dari para kiai kami,” terangnya.
Pihaknya berharap, ke depan pencatutan nama lembaga organisasi kemasyarakatan tidak lagi terjadi dikarenakan dapat membuat perpecahan dalam keharmonisan antar ormas Islam sendiri.
“Jadi tolong jangan catut nama organisasi kami tanpa konfirmasi izin sebelumnya, karena kondisi ini menjadi fatal bagi kami,” harapnya menegaskan.
Protes juga dilontarkan oleh Ketua Pimpinan Cabang (PC) Pagar Nusa, Wahyudi. Pihaknya menyatakan tidak pernah dikonfirmasi oleh siapapun terkait adanya rencana aksi tersebut.
“Jangankan diajak rapat, ditelepon saja tidak pernah, sehingga kami ingin klarifikasi bahwa Pagar Nusa Sampang tidak tahu menahu dan tidak terlibat dalam aksi tersebut,” jelasnya.
Oleh karena itu, Wahyudi akan menindak tegas setiap anggotanya yang ikut terlibat aksi dengan mengatasnamakan Pagar Nusa.
“Jika ada anggota Pagar Nusa yang terlibat aksi, maka itu anggota Pagar Nusa liar dan jika mereka terdaftar dan punya Kartu Tanda Anggota maka akan segera kami coret dari keanggotaan,” tegasnya.
Menurutnya, sikap tegas yang diambilnya karena selama ini organisasinya didirikan untuk menjaga kiai NU serta menjalankan segenap perintah kiai dan Ulama NU.
“Jadi secara kelembagaan, kami hanya tunduk pada instruksi PBNU, PWNU dan PCNU Sampang. Di luar itu, tidak ada yang bisa memerintahkan kami untuk bergerak,” ungkapnya tegas.
Sementara saat dikonfirmasi terhadap nomor seluler 08113177887, yang sudah tercantum dalam selembaran tersebut, yang dimungkinkan sebagai salah seorang panitia, tidak bisa terhubung karena tidak aktif. (Muhlis/SOE/DIK)