Oleh MH. Said Abdullah
Presiden Jokowi menyampaikan pernyataan bernada keras -sebagian orang menyebut marah- dihadapan para menteri tentang situasi kekinian. Presiden mengingatkan bahwa saat ini suasana tidak berada dalam keadaan normal. “Perasaan kita harus sama. Kita harus mengerti ini jangan dianggap biasa-biasa saja. Jangan linier, jangan menganggap ini kondisi normal,” tegas Presiden.
Subtansi seluruh pernyataan Presiden berdasarkan kondisi obyektif; faktual. Misalnya, paparan Organisasi Kerjasama dan Pembangunan ekonomi (OECD) bahwa growth atau pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi minus 6 sampai 7,6 persen. Demikian pula data bank dunia yang memperkirakan angka sampai minus 5 persen.
Pemaparan agka-angka itu dihadapan para menteri menjadi semacam alarm bahwa situasi memang perlu penanganan jauh normal. Perlu langkah Extra Ordinary, langkah luar biasa dalam menghadapi situasi sekarang ini.
Krisis ekonomi yang terbentang didepan mata saat ini tergolong sangat spesifik dengan kualitas tantangan sangat luar biasa berat. Faktor pemicunya pandemi Covid-19 yang dialami dan dirasakan dampaknya oleh 215 negara.
Upaya recovery ekonomi dunia termasuk Indonesia bukan hanya berhadapan problem riil ekonomi. Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih belum selesai bahkan ada indikasi curva -sebagaimana dilansir WHO belum memperlihatkan penurunan- menjadi tantangan besar berbagai upaya recovery ekonomi.
Bahkan kondisi pandemi yang masih berlanjut membuat seluruh negara berada dalam kondisi dilematis. Di satu sisi upaya recovery ekonomi membutuhkan dinamika sosial kehidupan masyarakat seperti pembukaan aktivitas pasar, pariwisata, transportasi, mall dan lainnya. Namun di sisi lain masih ada bahaya mengancam pandemi Covid-19.
Mendayung perahu di antara batu karang, penuh bahaya. Demikian gambaran upaya recovery ekonomi dan sektor-sektor lainnya di masa sekarang. Sebuah situasi seperti ditegaskan Presiden Jokowi ‘bukan lagi normal’ sehingga memerlukan langkah extra ordinary; langkah luar biasa.
Badan Anggaran DPR jauh-jauh hari sudah menyadari kondisi luar biasa ini. Karena itu Badan Anggaran terus mendorong dan memberikan dukungan optimal upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya terutama terhadap sektor ekonomi.
Dalam kondisi ‘tidak biasa’ ini seluruh jajaran pemerintah, kementrian, lembaga dan pemerintah daerah, OPD mutlak harus bekerja extra keras. Seluruh daya dan upaya harus dikerahkan. Inisiatif, kreativitas perlt dipacu seoptimal mungkin.
Bahkan menyadari kondisi riil saat ini ketika berbagai sektor saling terkait, recovery ekonomi misalnya yang berlangsung di tengah badai pandemi, perlu sinergi seluruh komponen bangsa. Para pemimpin informal, tokoh agama, pemangku adat serta masyarakat luas diharapkan partisipasi aktifnya.
Pandemi Covid-19 merupakan masalah seluruh dunia tanpa kecuali. Siapapun dapat terinfeksi Covid-19. Karena itu siapapun harus berupaya bahu membahu mengatasi krisis; bekerja sama dengan membuang jauh kepentingan atas dasar ego pribadi maupun kelompok. Saatnya masyarakat negeri ini, bersama masyarakat dunia lainnya menyatukan langkah.