BANGKALAN, koranmadura.com – Walaupun virus Corona di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, belum juga usai, namun tidak menjadi penghambat proses kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswa berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa (SLB). Pasalnya, mereka tetap melaksanakan KBM melalui daring,
Berdasarkan data yang dihimpun oleh koranmadura.com, tercatat jumlah total siswa yang berkebutuhan khusus sebanyak 59 orang. Terdiri dari SD-LB 7 orang; SMP-LB 38 orang dan SMA-LB 14 orang.
Kasi SMA dan Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK), Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Jawa Timur, Wilayah Bangkalan, Moh. Fauzi menyampaikan, dalam proses KBM bagi siswa tersebut dikelompokkan sesuai ketunaan.
Langkah itu, kata Fauzi agar mempermudah para guru saat memberikan materi dan tugas kepada siswa yang memiliki kondisi berbeda dengan orang biasa itu.
“Nanti dibedakan sesuai ketunaan, tunanetra dikelompokkan jadi satu, tunarungu juga dijadikan satu,” katanya, Selasa, 21 Juli 2020.
Selian itu, saat sekolah daring dilaksanakan, kata Fauzi orang tua harus mendampingi putra-putrinya saat KBM berlangsung. “Orang tua sangat membantu kegiatan KBM belajar, agar bisa lebih mempermudah,” ucapnya.
Sementara orang tua siswa, Sumiati mengakui, proses belajar dengan jarak jauh tersebut tidak begitu maksimal dari pada secara tatap muka. Karena, tidak bisa bebas mempertanyakan materi-materi yang tidak dimengerti oleh murid.
“Sebenarnya tidak enak belajar dari, banyak pelajaran yang tidak ditangkap. Tapi karena corona, kita maklumi,” katanya.
Ia berharap virus yang menyebabkan segala kegiatan tersendat segera berakhir di kabupaten paling barat Pulau Madura ini, sehingga SLB bagi siswa yang memiliki keterbatasan tersebut bisa beraktivitas seperti sedia kala.
“Semoga lekas selesai, agar anak saya bisa masuk sekolah seperti biasa,” ucapnya. (MAHMUD/ROS/VEM)