SAMPANG, koranmadura.com – Di tengah pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), tidak hanya Alat Pelindung Diri (APD) sejenis masker dan hand sanitizer yang menjadi salah satu kebutuhan untuk mengantisipasi penyebaran wabah asal Wuhan, China itu. Kini selain masker, pelindung wajah (Face Shield) juga menjadi kebutuhan untuk membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Bahari.
Sekitar pukul 09.00 wib, Lembaga Kesehatan PCNU (LKNU) Kabupaten Sampang, melakukan pelatihan pembuatan APD pelindung wajah di kantor PCNU setempat yang diikuti oleh PCNU, MWCNU, Lembaga dan Banom.
Ketua Lembaga Kesehatan, PCNU Kabupaten Sampang, Moh Hasan Jailani menyampaikan, apapun alasannya Covid-19 masih tetap ada. Hal itu dibuktikan dengan terus bertambahnya paparan pasien positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Sampang yang kini menjadi 189 pasien positif. Sehingga dengan kondisi itu, pihaknya mengaku agar mengurangi dampak paparan covid-19, perlu kewaspadaan setiap individu.
“Kami dari LKNU seringkali melakukan kegiatan pencegahan Covid-19 seperti pembuatan hand sanitizer, disinfektan, masker bahkan pelatihan bekam,” ujar Tretan mamak sapaan akrab Moh Hasan Jailani usai pelatihan pembuatan APD Face Shield, Sabtu, 25 Juli 2020.
Menurutnya pria berkacamata ini, untuk pembuatan Face Shield sendiri diakuinya sangat mudah, sederhana dan murah dibandingkan harus membeli di pasaran yang harganya kisaran Rp 30 ribu. Sedangkan jika membuat sendiri di rumah hanya membutuhkan kurang lebih sebesar Rp 10 ribu dengan bahan dan alat sederhana.
“Face Shield ini, harganya di pasaran cukup mahal yang angkanya Rp 25-30 ribu. Sehingga kami ingin mengubah sesuatu yang mahal itu menjadi murah,” katanya.
Mantan Ketua LPBINU ini mengungkapkan, dari kegiatan melibatkan PCNU, MWCNU, Lembaga dan Banom ini diharapkan dapat dipraktikkan ke tingkat desa.
“Harus bermodal lagi, tambah face shield sebagai benteng diri. Yang jelas dengan kegiatan pelatihan cara membuat face shield sederhana ini, dapat ditularkan ke masyarakat, pondok dan lembaga-lembaga lain supaya tidak harus membeli,” terangnya.
Sementara untuk bahan-bahan, kata Mamak, menggunakan mika rigit dengan ketebalan 0,5 milimeter. Untuk ukuran dewasa dibutuhkan 30×25 sentimeter dan anak-anak 30×20 sentimeter yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Kemudian busa dengan ketebalan 3×3 sentimeter dan panjangnya 25 sentimeter (disesuaikan lebar mika) serta karet pakaian dengan panjang 25 sentimeter (disesuaikan lebar mika), serta double tape khusus busa.
“Sebelum bahan dirangkai, alangkah baiknya bagian lancip (pojok), bahan mika digunting tumpul agar tidak mengenai wajah. Kemudian doubel tape dilekatkan menyamping di bagian atas mika untuk bagian busa (bagian tengah) dan karet di bagian kedua sisi samping serta karet distaples. Biar menarik, nanti diberi stiker bagian depan,” paparnya. (Muhlis/SOE/VEM)