BANGKALAN, koranmadura.com – Persemaian padi dengan menggunakan jaring (Taring) masih belum banyak dikenal di kalangan petani. Termasuk para petani di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Mereka masih menggunakan cara konvensional untuk menyemai benih.
Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertahorbun) Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Teguh menyampaikan, ada beberapa keunggulan dari penyemaian menggunakan jaring. Salah satunya, lebih cepat dalam pencabutan bibit padi yang ditanam itu.
“Jika secara konvensional harus lebih hati-hati cabut bibit, jika menggunakan jaring cukup mengangkat jaring saja,” katanya, Senin, 13 Juli 2020.
Selain itu, lanjut Teguh, menggunakan jaring berpotensi meminimalisir kerusakan akar dari bibit padi. Sehingga saat ditanam lagi, proses pertumbuhannya lebih cepat.
“Akaranya tidak banyak putus, karena bukan dicabut tapi mengangkat jaring. Jadi prosesnya lebih cepat,” jelasnya.
Dalam hal produktivitas, menurut Teguh bisa meningkat sampai 1 ton per hektare ketika menggunakan proses penyemaian bibit padi di atas jaring. “Dalam hal waktu tetap sama, tapi meningkan 1 ton perhektar,” imbuhnya.
Sementara salah satu petani, Siddik asal desa Lembung, Kecamatan Sepulu mengaku tidak tahu cara penyemaian menggunakan jaring, sehingga belum pernah mencobanya. Selain itu, dirinya khawatir dengan cara tersebut proses penyemaian bibit akan gagal.
“Saya belum pernah menggunakan jaring saat melakukan penyemaian, takut gagal,” katanya. (MAHMUD/SOE/DIK)