SUMENEP, koranmadura.com – Puskesmas Legung, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Madura, Jawa Timur, diduga memungut biaya untuk pengurusan surat keterangan sehat (SKS) yang dibutuhkan santri sebagai persyaratan kembali ke pesantren di tengah pandemi Covid-19.
Salah seorang keluarga santri yang enggan disebutkan namanya menuturkan, pada Sabtu, 4 Juli 2020, sekitar pukul 08.30 WIB, bersama sepupunya mendatangi Puskesmas Legung untuk minta SKS sebagai persyaratan wajib kembali ke Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Putri.
Baca: SE Bupati: Masyarakat Ingin Keluar-Masuk Sumenep Wajib Bawa Hasil Rapid Test Terbaru
Sesampainya di Puskesmas, ia mendapatkan nomor urut antrean. Di sana ia mendapat info dari salah seorang temannya bahwa, santri yang meminta SKS dikenakan biaya Rp 10.500.
“Saya pun heran. Kok bisa, padahal hanya meminta surat keterangan, tidak melalui tes atau pemeriksaan apapun,” keluhnya.
Untuk memastikan informasi tersebut, ia pun bertanya ke pihak Puskesmas. “Kata dari pihak Puskesmas, kalau tidak punya kartu BPJS memang harus bayar. Katanya untuk administrasi,” papar dia.
“Kami dikenai biaya 10.500 per santri, dan kebetulan saat itu ada lebih dari 15 santri yang juga mengambil SKS,” tambahnya.
Kepala Puskesmas Legung, Isdiyanto, menampik keluhan tersebut. Menurut dia, Puskesmas tidak memungut biaya untuk pengurusan SKS. “Tidak. Untuk surat keterangan sehat tidak bayar,” ujar dia.
Baca: Pemkab Sumenep Gratiskan Biaya Pemeriksaan Kesehatan bagi Masyarakat, Hanya Khusus Keperluan ini
Terkait hal ini, sebelumnya Bupati Sumenep telah mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biaya Pelayanan Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Pembebasan biaya pelayanan kesehatan tersebut, berupa medical check up bebas gejala, seperti influenza (Influenza-Like Ilness) kepada masyarakat untuk keperluan dokumen perjalanan keluar-masuk Sumenep.
Pembebasan biaya itu berlaku untuk medical check up di RSUD dr. H. Moh. Anwar dan Puskesmas di wilayah Kabupaten Sumenep. (FATHOL ALIF/SOE/VEM)