SUMENEP, koranmadura.com – Kopi bukan hanya sebagai minuman penghilang kantuk belaka, melainkan sudah menjadi gaya hidup. Baik bagi kalangan tua maupun anak muda, sehingga permintaan kopi pun semakin tinggi. Termasuk di Kabupaten Sumenep kini mulai melonjak.
Desa Prancak yang selama ini lebih dikenal dengan kualitas tembakaunya, di sisi lain juga unggul dalam tanaman kopi. Meskipun jenis kopi sama dengan kopi daerah lain, namun kopi jenis Robusta di desa ini memiliki aroma dan rasa yang berbeda. Inilah sebabnya, banyak pembeli rebutan ingin meminangnya.
“Harganya Rp 100 ribu per kilogram. Bahkan kalau banyak yang rebutan sampai harga Rp 120 ribu. Sebenarnya bukan kami yang menentukan harga, tapi pembeli,” kata K Abdul Adzim salah seorang tokoh masyarakat setempat saat ditanya oleh Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauizi saat melakukan kunjungan, Selasa, 28 Juli 2020.
K Abdul Adzim mengatakan sebelum panen, kopi tersebut sudah ada yang memesannya. Khawatir ada pembeli lain mendahuluinya.
“Jika ada sentuhan dan dukungan dari pemerintah, kami yakin kopi Prancak ini bisa go internasional. Sudah ribuan ton yang dipesan hanya karena pernah mencicipi secangkir kopi Prancak,” katanya.
Kedatangan Wabup Achmad Fauzi didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan (Dispertahortbun), Arif Firmanto mengunjungi perkebunan kopi di Desa Prancak merupakan bagian dari rangkaian Kunjungan Kerja dan Silaturrahim Nasional ke Gapoktan/Poktan se-Kecamatan Pasongsongan. Selain itu, ingin mengetahui dan memastikan bahwa kualitas kopi di wilayahnya itu mampu bersaing di pasar global.
“Ini Pak Kadis, perlu dipikirkan untuk dibudidaya dan memperluas (kebun kopi) ini. Seperti yang disampaikan K Adzim, Kopi Prancak ini luar biasa aromanya, berbeda dengan kopi-kopi yang lain,” pinta Achmad Fauzi kepada Kepala Dispertahortbun saat berada di sampingnya.
Lelaki yang dikenal blusukan ini penasaran ingin mencicipi rasa dan aroma kopi tersebut. “Kalau sudah matang, nanti saya ingin mencicipinya,” tambahnya.
Penasaran ingin mencicipi Kopi Prancak? Buruan datang ke lokasi, karena dalam satu sampai dua bulan ini akan panen. (DIK/ROS)