SAMPANG, koranmadura.com – Aljannah (25) mendadak jadi perhatian publik setelah melahirkan di depan pintu pagar rumah bidan di Desa Ketapang Barat. Warga Asal Dusun Taman, Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Sampang, Madura, Jawa Timur itu diduga ditelantarkan karena diabaikan.
Baca: Seorang Ibu di Sampang Diduga Dilantarkan Oknum Bidan saat Hendak Melahirkan
Merespons hal tersebut, Plt Kepala Dinkes Sampang, Agus Mulyadi mengaku telah turun langsung ke lokasi pasca kejadian. Bahkan pihaknya mengklaim telah melakukan klarifikasi terhadap petugas bidan tersebut.
“Ternyata bidan itu praktik swasta. Dia tidak mempunyai wilayah di situ karena bukan bidan desa,” ujar Agus, sapaan Agus Mulyadi kepada awak media, Rabu, 8 Juli 2020.
Selain itu, Agus menegaskan, saat peristiwa terjadi bidan yang bersangkutan diketahui dalam kondisi sakit demam.
“Karena kondisi pandemi Covid-19, jadi takut semua. Kami saja di kantor jika ada yang sakit, ya silakan istirahat dulu. Begipula si bidan, sehingga takut menularkan kepada si pasien. Apalagi waktu itu, asistennya juga pulang sehingga menyuruh pasien untuk mencari bidan lain,” jelasnya.
Akan tetapi, lanjut Agus menyampaikan, pasien yang hendak melahirkan tersebut tak kunjung pulang hingga melahirkan. Akibatnya, kondisi semakin ramai karena melahirkan di depan rumah pagar bidan bersangkutan.
“Nah kemudian si bidan keluar rumah dan memberikan pertolongan. Bidannya kan repot harus pakai APD, jadi kasihan juga kan,” ujarnya.
Di sisi lain, Agus menyatakan bahwa proses persalinan bukan dilakukan secara tiba-tiba, melainkan terencana antara pasien dan si bidan.
“Kan tidak mungkin tiba-tiba, pasti ada proses pemeriksaan. Kalau melahirkan baru, itu kenceng-kencengnya (tanda melahirkan) yaitu 12 jam prosesnya. Kalau sering melahirkan, itu 9 jam. Nah, kenapa ketika ada tanda tidak langsung ke bidan yang memeriksakan. Dan tiba-tiba ini jam malam. Tapi kami tidak menyalahkan semuanya, baik masyarakat maupun bidannya sendiri. Tapi ini menjadi pembelajaran kepada semuanya,” katanya.
Baca: Oknum Bidan Diduga Telantarkan Pasien Melahirkan, IBI Sampang: Lagi Sakit, Tidak Boleh Melayani
Disinggung soal penarikan Rp 800 ribu, Agus mengaku wajar karena bidan tersebut praktik mandiri.
“Sehingga mau narik Rp 500 ribu, atau Rp 800 ribu ya silakan. Karena Rp 800 ribu bukan hanya untuk persalinan, melainkan perawatan. Artinya, Rp 800 ribu itu bukan hanya waktu biaya waktu itu, melainkan biaya hingga tuntas setelah persalinan, yakni si ibu dan bayi dinyatakan sehat, jadi pasien ya kembali lagi untuk memeriksakan,” tegasnya. (Muhlis/SOE/VEM)