PAMEKASAN, koranmadura.com- Puluhan massa yang tergabung di Forum Mahasiswa dan Masyarakat Revolusi (Formaasi) meminta pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur melakukan tindakan pencegahan pengiriman ayam broiler dari luar Madura.
Pengiriman ayam broiler di Madura itu dinilai menjadi faktor penyebab turunnya harga ayam lokal di Pamekasan. Sehingga hal itu tidak sesuai dengan Permendag no. 07 tahun 2020 yaitu tentang acauan harga Ayam Boiler berkisaran dari 19 ribu sampai 21 rbu.
Salah satu Korlap Aksi Formasi, Iklal menegaskan harga ayam boiler di Pamekasan berkisaran 9 ke 10 per kilo. Hal itu dinilai tidak sesuai dengan Permendag Nomor 07 tahun 2020. “Kenapa harus ditegakkan karena hari ini dipeternak itu berkisaran sepuluh ribu sampai 9 ribu, perhari ini, lah kemudian apa faktornya karena terjadi overload produksi bukan karena saking banyaknya ayam di Madura tapi terlalu banyaknya pasukan ayam dari luar Madura, itu yang terjadi,” jelasnya.
Jadi, pihaknya meminta kepada pemerintah Kabupaten Pamekasan khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk melakukan langkah-langkah guna untuk melakukan pencegahan pengiriman ayam broiler dari luar.
“Sehingga kami bermaksud hari ini bagaimana pemerintah hadir karena regulasi hukum itu sudah ada yaitu kemendag atau perangkat hukum nya sudah ada tinggal bagaimana pemerintah atau keseriusan pemerintah daerah untuk sejahterakan peternak,” tambahnya.
“Kalau hal ini dibiarkan khawatir peternak mandiri ini akan ‘mati’ dengan sendirinya,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pamekasan, Achmad Sjaifuddin mengatakan terjadinya harga anjloknya harga ayam itu tidak hanya di Pamekasan melainkan se-jawa Timur.
“Harga ayam Boiler di tingkat peternak itu sangat rendah ada yang mengatakan kisaran 10 ribu. Sedangkan biaya pokok produksinya itu berkisaran 17 ribu, memang sangat merugikan sekali, terhadap kondisi ini, itupun terjadi di kabupaten yang ada di Jawa Timur, jadi kondisi ini bukan hanya terjadi di lokal Pamekeasan tapi Provinsi,” tanggapannya.
Selain itu, Mantan Kepala Dinas Pariwisata tersebut menjelaskan mengenai langkah untuk pencegahannya, pihaknya masih belum tahu. “Jujur saya belum mengetahui ada atau nggak aturan main untuk menghadang pedagang atau broker dari Jawa Tengah, kami berkordinasi dengan sekda atau pimpinan lebih lanjut,” pungkasnya.
Sebelumnya, Forum mahasiswa dan Masyarakat (Formaasi) Kabupaten Pamekasan melakukan aksi demo di kantor Pemerintah Kabupaten Pamekasan, sekitar 10. 30 WIB, Selasa, 25 Agustus 2020.
Aksi demo tersebut, mereka meminta pemkab Pamekasan untuk menghentikan pengiriman ayam dari luar Madura masuk ke Madura khususnya Pamekasan. “Ini jelas ada mafia- mafia yang mau bermain sehingga harga ayam anjlok seperti ini pak,” tegas Iklal, Korlap Formasi.
(SUDUR/ROS/VEM)