SAMPANG, koranmadura.com – Pasca insiden yang terjadi di lingkungan di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Amin Sumber Telor, Desa Pandiyangan, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, muncul isu-isu tak sedap. Bahkan hoaks penyekapan anggota Polri sempat mengemuka.
Baca: Soal Dugaan Narkoba di Lingkungan Ponpes dan Penyekapan Polisi di Sampang, Polda Jatim Turun Tangan
Kini, isu lain kembali muncul. Bahkan peristiwa dugaan transaksi narkoba itu ada kaitannya dengan kontestasi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tahun 2021 mendatang.
Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko membantahnya. Peristiwa yang terjadi di lingkungan ponpes tidak ada kaitannya dengan unsur politik yang mendekati pada kontestasi Pilkades di wilayah tersebut.
“Itu tidak benar, Pak Kiai sudah menjelaskan kepada kami. Ini murni ada tindakan kepolisian dan kebetulan berdekatan dengan lingkunga Ponpes. Semua pihak tentu mengetahui itu. Bahkan ada penyelamatan anggota kami yang melaksanakan tugas. Jadi tidak ada unsur politik atau apapun, murni ini ada kriminal dan masih kami proses,” jelasnya, Jumat, 28 Agustus 2020.
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat agar tidak terprovokasi dengan sejumlah informasi yang tidak kredibel. Bahkan pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap percaya terhadap kinerja kepolisian dalam mengusut kasus tersebut.
Pengasuh Pondok Pesantren Ponpes Darul Amin Sumber Telor, Desa Pandiyangan, Kecamatan Robatal, KH. Abdul Malik meminta masyarakat juga tidak mudah terprovokasi dengan isu yang tidak benar.
Menurutnya sejumlah informasi hoaks terus bermunculan pasca insiden ini. Seperti narasi penyekapan polisi yang faktanya pihak ponpes hanya mengamankan polisi yang dimaksud karena dikhawatirkan terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.
“Informasi penyekapan itu tidak benar, itu hanya menyelamatkan dari massa. Informasi hoaks ini justru yang dapat mengeruhkan suasana,” katanya.
Selain itu, Abdul Malik meminta kepolisian segera menangkap bandar narkoba yang meresahkan masyarakat tersebut. Tentu permintaan ini agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (Muhlis/SOE/VEM)