SUMENEP, koranmadura.com – Petani menunggu kebijakan Pemerintah Daerah menjelang panen raya tembakau di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Mereka meminta untuk memfasilitasi agar terwujudnya perniagaan yang adil untuk kesejahteraan petani di masa pandemi Covid-19.
Ketua Aliansi Pemuda Tani Produktif Kabupaten Sumenep Haryono mengatakan, untuk mewujudkan tata niaga dan demi kesejahteraan petani perlu sinirgitas beberapa stakeholder.
“Tembakau telah banyak meberikan sumbangsih bagi kesejahteraan petani, sehingga perlu adanya aturan yang mengikat, apalagi dimasa pandemi Covid-19 ini,” katanya.
Aturan tersebut, kata dia, tidak hanya mencakup pada pengusaha atau pembeli, melainkan juga mencakup pada standarisasi harga tembakau rajangan. Apalagi, selama ini petani menghadapi banyak tantangan untuk menghasilkan tembakau berkualitas akibat fluktuasi harga di tingkat petani, hingga akses permodalan.
“Kepastian serapan dan harga itu kami kira bisa diatur oleh Pemerintah, apalagi di Sumenep saat ini ada perwakilan yang melakukan pembelian setiap tahun,” terangnya.
Budidaya Semakin Berkurang
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep, Arif Firmanto mengatakan, hasil pantauan dibawah petani yang membudidayakan tanaman tembakau mulai berkurang. Petani mengambil tanaman alternatif, yakni tanaman Holtikultura.
“Sebagian petani tahun ini mengambil tanaman alternatif selain tembakau,” katanya.
Beralihnya jenis tanaman itu kata dia karena kelesuan akibat pandemi covind-19, dan pengambilan kuota pabrikan berkurang.
“Kenaikan cukai pada tahun ini juga menjadi salah satu alasan pabrikan untuk mengurangi kuota bembelian, akhirnya petani mencari tanaman alternatif,” ungkapnya.
Sehingga, lanjut Arif, seperti saat ini di Kecamatan Guluk-Guluk, tanaman alternatif selain tembakau, yakni, Tanaman Kubis, Bawang merah, Kecamatan Pragaan dengan Tanaman Pisang dan di kecamatan rubaru, yang biasanya hamparan tembakau, kini sudah banyak ditanami tanaman cabe serta kecamatan lainnya dengan melon, semangka, serta kacang hijau dan kacang tanah.
“Petani sekarang sudah semakin semakin cerdas, makin pintar dan semakin menyadari bahwa potensi pola berfikir akan tanaman yang lebih menguntungkan selain tembakau, bukan berniat mau menghilangkan karakter budaya tanam tembakau, tapi hanya mengurangi tanaman dikarenakan kondisi, kalau dipaksakan tanam tembakau, kasihan juga petani kalau merugi,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut dia, dikarenakan petani di Sumenep sudah bisa menghitung untung ruginya budidaya komoditas, selain tanaman tembakau. “Kita hanya mengimbau saja kepada petani dan petani sendiri yang menentukan pilihan tanamannya dan kami selalu akan tetap mendampingi dan mengawal pilihan tanaman petani pada tanaman yang menghasilkan,” paparnya.
Untuk itu pihaknya kedepan akan melakukan trobosan baru demi kesejahteraan petani saat mengalihkan tanaman tembakau kedepan.
“Kami akan kerjasama dengan Transmart dan sebagainya kita sudah lakukan, seperti Camilan Banana Chips Erdan, Mente, Rengginang Bluto, Snack Mie jagung Saronggi, Kripik Singkong Manding dan lainnya, tutur Kadis yang penuh dengan semangat ini,” jelasnya.
Sementara untuk keberlangsungan petani tembakau, Dispertahortbun telah banyak upaya yang dilakukan, semisal memberikan bantuan untuk peningkatan kualitas bahan baku seperti bantuan bibit tembakau, bantuan pupuk NPK, fertila spesial tembakau, Pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), bantuan alat perajang tembakau, dan bantuan alat angkut pasca panen.
Selain memberikan bantuan Dispertahortbun juga telah melakukan dan menjalin Kemitraan dengan PT. Djarum Kudus di dalam pembelian tembakau. Sehingga, petani nantinya dan beberapa hari yang lalu juga mengupayakan salah satu alternatif, yaitu dengan mencari pangsa pasar baru untuk pemasaran hasil tembakau selain untuk kebutuhan Pabrik Rokok (diversifikasi produk tembakau) dengan menjalin kerjasama dengan investor asing.
“Kami terus perjuangan dalam membantu petani tembakau, ini juga dilakukan tanpa mengenal lelah, kami sudah turba ke lapangan lahan petani tembakau dengan Grader dari PT. Djarum Kudus, disana kita mengedukasi petani bagaimana cara pemeliharaan, budidaya sesuai GAP dan tata cara pemangkasan tembakau yang benar,” tegasnya. (JUNAIDI/ROS/VEM)