BANGKALAN, koranmadura.com – Keluarga korban pemerkosaan bergilir di Desa Bandang Laok, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur mendapatkan bantuan pemugaran alias bedah rumah.
Bantuan tersebut sebagai janji Bupati Abdul Latif Amin Imron atas kasus yang menimpa janda muda inisial S (20) yang disetubuhi secara bergilir tersebut hingga bunuh diri karena stres.
Baca: Bupati Bangkalan Melayat ke Rumah Duka Korban Pemerkosaan Bergilir, Janji Berikan Jaminan Sosial
Korban diperkosa oleh tujuh pemuda secara bergilir di tengah semak-semak yang berjarak sekitar 600 meter dari rumah korban. Pelaku bejat saat ini sudah dibui dan sedang menjalani proses hukum.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bangkalan, Taufan Zairinsyah menyampaikan, pemugaran rumah keluarga korban yang sudah tak layak ditempati itu akan dilaksanakan dalam tahun 2020 ini. Anggarannya, diperkirakan sekitar Rp 50 juta.
“Pemugaran rumah sebesar Rp 50 juta itu sebagai bentuk empati bapak bupati,” kata Taufan, sapaan akrabnya, Sabtu, 15 Agustus 2020.
Namun dalam prosesnya, bantuan bedah rumah itu menunggu Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
“Sekarang nunggu PAK, jika selesai maka lanjut pemugaran,” katanya.
Ditanya apakah ada bantuan pendidikan kepada putri korban pemerkosaan, pihaknya menyampaikan Bupati Bangkalan sudah meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) untuk memberikan fasilitas kepada anak yang masih berumur 2 tahun itu.
“Bupati juga sudah minta ke Disdik untuk memfasilitasi, itu dari Disdik yang menangani,” katanya.
Sementara Ketua Persatuan Mahasiswa Kecamatan Kokop (PMK) Kabupaten Bangkalan, Syamsul Hadi menyampaikan, pemugaran rumah tersebut merupakan janji Bupati Bangkalan saat melayat ke rumah korban.
Oleh sebab itu, kata Syamsul, sapaan akrabnya, dirinya melakukan pendekatan ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) agar janji Bupati Bangkalan cepat ditindaklanjuti.
“Saat mendatangi rumah korban bupati memang sempat berjanji akan memberi bantuan,” katanya, Sabtu 15 Agustus 2020.
Pria yang getol mengawal kasus pemerkosaan di daerahnya bersama mahasiswa Kokop yang lain berharap, agar pemugaran rumah itu segera terealisasi. Sehingga, keluarga korban bisa menempati rumah yang lebih layak lagi.
“Semoga cepat terlaksana dan bermanfaat kepada keluarga korban,” tutupnya. (MAHMUD/SOE/VEM)