SAMPANG, koranmadura.com – Di musim kemarau 2020, Desa yang mengalami kekeringan kritis di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Anang Joenaidi menyampaikan, desa terdampak bencana kekeringan kritis di wilayahnya terjadi penambahan 11 desa, dimana sebelumnya sebanyak 67 desa kini menjadi 78 desa.
“Pada musim kemarau sekarang, terjadi penambahan 11 desa yang mengalami kekeringan kritis, sehingga totalnya menjadi 78 desa. Angka itu kami dapatkan setelah kami melakukan rapat dengan 14 Camat se-Kabupaten Sampang, Rabu kemarin,” ujarnya, Kamis, 13 Agustus 2020.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sidoarjo, musim kemarau untuk wilayah kabupaten Sampang sudah terjadi sejak awal Agustus 2020 lalu dan puncaknya diperkirakan berakhir hingga Oktober 2020 mendatang.
“Nah bagi daerah atau desa yang masih ada sedikit hujan, sebenarnya sudah masuk ke musim transisi dari penghujan ke kemarau,” terangnya.
Disinggung soal Kecamatan yang memiliki desa kritis terbanyak, Anang Joenaidi menyatakan berada di dua kecamatan yaitu diantaranya Kecamatan Sreseh dan Tambelangan.
“Dari 14 kecamatan di Sampang, hanya dua kecamatan yang aman dari kekeringan yaitu Kecamatan Omben dan Camplong. Sedangkan Kecamatan lainnya rata-rata mengalami kekeringan kritis, namun yang terparah dan desa terbanyak yang alami kekeringan yaitu di Kecamatan Sreseh dan Tanbelangan,” pungkasnya. (MUHLIS/ROS/VEM)