SUMENEP, koranmadura.com – Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dinilai lemah dalam hal koordinasi masalah tembakau.
Hal itu dikatakan oleh Akis Jazuli. Menurutnya, Dispertahortbun sampai saat ini tidak pernah ada komunikasi kepada komisi yang membidangi ekonomi itu.
“Kami tegaskan belum ada koordinasi lembaga legislatif dengan eksekutif, yakni Dinas Pertanian menyikapi masalah tembakau,” katanya.
Kata dia lemahnya koordinasi tersebut mengakibatkan masyarakat ambigu memasuki musim panen raya tahun 2020 ini. Meski kata dia berdasarkan informasi yang berkembang Dispertahortbun telah turba ke berbagai lokasi di Sumenep.
“Langkah itu jangan dianggap selesai sebelum ada hasil yang nyata. Jika demikian, itu kan seolah-olah apatis, bukan begitu seharusnya,” ungkap politisi asal Pulau Poteran itu.
Hadirnya pemerintah lanjut dia, sangat ditunggu karena permasalahan tersebut substansial. Petani ingin tahu berapa patokan harga tembakau serta kuota yang bakal diserap pihak pabrikan.
“Jika outputnya masih belum jelas dan kemudian lepas tanggung jawab itu tidak bagus, tidak cukup hanya rapat dan ngomong saja,” ungkapnya.
Seharusnya apa yang menjadi keluhan petani difasilitasi sampai selesai. Sehingga, kesejahteraan bisa dicapai dan dirasakan.
“Untuk itu, tetap akan kita panggil, saya sudah tahu persis lah berapa kali kita koordinasi,” jelasnya.
Terpisah Kepala Dispertahortbun Sumenep, Arif Firmanto membantah jika dianggap tidak koordinasi. Sejak awal, pihaknya inten melakukan koordinasi.
“Koordinasi sudah kami lakukan sejak awal, terutama dalam peningkatan kualitas bahan baku. Bahkan sudah diawali jauh hari sebelum masa tanam,” akunya.
Menurutnya, saat ini pihaknya telah kerjasama dengan salah satu pabrikan, yakni PT. Djarum meski PT Bentoel menyatakan tahun ini tidak melakukan serapan.
Bahkan Arif mengaku terkejut mengenai hal itu. Sebab, beberapa waktu lalu Disepertahortbun telah melakukan rapat bersama yang diikuti sejumlah anggota Komisi II DPRD Sumenep.
“Temuan yang bagaimana, kita sudah koordinasi kemarin, tidak ada. Siapa yang berbicara temuan itu,” jelas dia. (JUNAIDI/SOE/DIK)