SUMENEP, koranmadura.com– Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Kecamatan Dungkek, Madura, Jawa Timur menggelar acara ‘Silaturahim Kemerdekaan’ di Bharung Salera Bicabi, Minggu, 16 Agustus 2020.
Acara bertema ‘Merawat Kebhinekaan, Memperkokoh Persatuan’ ini dihadiri oleh seluruh alumni, kader dan simpatisan di Dungkek. Hadir pula, perwakilan Forkompimka, mulai dari Camat, perwakilan Polsek, Koramil, dan KUA.
Dalam acara tersebut, juga diisi deklarasi Sinergi Kemerdekaan yang ditanda tangani oleh Camat, Polsek, Ketua Majelis Pembina dan Ketua IKA PMII Dungkek.
Camat Dungkek, M Zaini mengapresiasi acara yang digagas oleh alumni-alumni PMII Dungkek. Menurutnya, kader-kader PMII merupakan aset masa depan. Gagasannya dibutuhkan untuk Indonesia mendatang.
“Terimakasih telah ikut memberikan warna bagu Dungkek. Gagasan-gagasan membangun sangat dibutuhkan untuk Dungkek ke depan. Karena kami tahu, kader-kader PMII merupakan aset masa depan,” katanya.
Dalam mengisi kemerdekaan, Zaini mengajak semua pihak untuk menjaga persatuan. Menurutnya, perbedaan itu anugerah. Tak perlu diperselisihkan.
“Mari jaga persatuan. Karena NKRI harga mati, Pancasila sudah final,” katanya.
Selain itu, Zaini mengajak agar IKA PMII Dungkek menjadi lokomotiif perubahan, wabil khusus di Kecamatan Dungkek. Termasuk juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pola hidup sehat.
“Meski Dungkek sudah zona hijau, tapi kita berharap masyarakat tetap patuh pada protap kesehatan. Karena Perbup baru Tahun 2020, masyarakat wajib pakai masker,” ajaknya.
Sementara itu, Ketua IKA PMII Dungkek, Abd. Wahid mengungkapkan bahwa misi PMII menjaga NKRI dan Pancasila. Maka, acara saat ini, kata dia merupakan salah satu cara pihaknya merawat kebhinekaan dan memperkokoh persatuan.
“Sejak dulu, misi kami masih tetap sama. Menjaga NKRI. Karena Islam dan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Sehingga acara kali ini merupakan salah satu cara kami memperkokoh persatuan,” ungkapnya.
Dosen IAIN Madura ini menyatakan, berdasarkan data yang tervefikasi sementara, alumni PMII di Dungkek sekitar 216 orang. “Berpotensi bertambah, karena proses pendataan tetap berlangsung,” tambahnya.
Wahid menjelaskan, secara kualitas, kader-kader PMII menguasai segala bidang. Bahkan Gubernur-Wagub Jatim merupakan kader terbaik PMII. Kemudian, lanjut Wahid, Bupati Sumenep juga kader PMII.
Termasuk di Dungkek, alumni-alumni PMII tersebar di beberapa tempat strategis. Ada yang jadi pengusaha, kepala desa, pendamping desa, PKH, penyuluh, Panwas, hingga pemimpin media.
“Selain itu, tak sedikit jajaran menteri di Indonesia juga diisi kader PMII. Termasuk di Dungkek sendiri. Ada yang jadi pendamping desa, kepala desa, pengusaha, hingga pemimpin media,” bebernya.
Kemudian, di depan Forkopimka dan alumni, Wahid juga menyampaikan terkait update terkini kondisi PMII. Menurutnya, ada 24 pengurus koordinator (PKC) di 24 Provinisi, 230 pengurus cabang (PC) di Kabupaten/Kota, 920 pengurus komisariat (PK) di tingkat kampus.
“Kemudian, ada 1.432 pengurus rayon (PR) di tingkat fakultas. Bahkan tahun 2019, Pengurus Cabang PMII Maroko, Korea Selatan, dan Jerman diresmikan. Oleh karena itu, secara kualitas dan kuantitas PMII tak lagi diragukan,” tegas Wahid. (SOE/VEM)