SAMPANG, koranmadura.com – Daerah kekeringan kritis di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengalami peningkatan. Kondisi itu pula berpotensi sejumlah penyakit dapat menyerang lantaran ketersediaan air bersih di berbagai daerah mengalami kekurangan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang, Agus Mulyadi menyampaikan, kondisi itu berkenaan dengan sanitasi yang otomatis dapat berpengaruh terhadap terjangkitnya sejumlah penyakit terutama penyakit yang ditimbulkan oleh air kotor dan musim kemarau sendiri.
“Yang paling berisiko dan rentan diserang penyakit yaitu balita. Selain faktor gizi, keberadaan air bersih cukup berpengaruh yaitu daerah yang memang selama ini akses terhadap air bersihnya sulit. Mereka hanya tergantung pada keberadaan penampungan air hujan, bukan bergantung pada ketersediaan sumber air,” katanya, Selasa, 29 September 2020.
Menurut Agus Mulyadi, beberapa penyakit yang berpotensi muncul dalam kondisi minim ketersediaan air bersih di musim kemarau yaitu seperti Ispa, Diare dan penyakit kulit. Sejauh ini pihaknya juga telah melakukan pemetaan dalam untuk kondisi tersebut.
“Ya kalau bukan diare, ya Ispa dan penyakit kulit. Penyakit itu munculnya di musim kemarau dan di kondisi kekurangan air bersih,” jelasnya.
Lanjut Agus mengaku, penanganan dalam kondisi itu, pihaknya hanya melakukan penyuluhan dan upaya peningkatan imun.
“Kalau kesehatan itu berangkat dari kekebalan tubuh (imun) dan perilaku hidup sehat. Tapi kalau balita, ya ASI-nya harus dipenuhi. Karena ASI juga mengandung asupan imun untuk si bayi,” terangnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan data yang diperoleh di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten setempat, di musim kemarau 2020, desa mengalami kekeringan kritis terjadi peningkatan yaitu sebanyak 87 desa dari sebelumnya sebanyak 67 desa di saat musim kemarau 2019 lalu. (MUHLIS/ROS/VEM)