SUMENEP, koranmadura.com – Kiai A. Pandji Taufiq kembali menakhodai PCNU Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk perode 2020-2025. Ia terpilih lagi dalam konferensi cabang (Konfercab) yang berlangsung di Pondok Pesantren Nasy’atul Muta’allimin, Gapura Timur, Senin, 28 September 2020, dini hari.
Sidang pleno dengan agenda pemilihan ketua tanfidziyah dan rois syuriah PCNU Sumenep kali ini dipimpin perwakilan Pengurus Wilayah (PW) NU Jawa Timur, KH. Ahsanul Haq.
Ada beberapa nama yang muncul dalam proses pencalonan ketua tanfidziyah PCNU Sumenep. Di antaranya KH. Busyro Karim, Kiai A. Pandji Taufiq, Kiai Dardiri Zubairi dan KH. Imam Hendriyadi, KH. Chairul Anam.
Dari beberapa nama tersebut, dalam prosesnya hanya dua kandidat yang memenuhi ambang batas minimal 75 suara, sebagaimana disyaratkan untuk bisa lanjut ke tahap berikutnya. Keduanya adalah Kiai Busyro (135 suara) dan Kiai Panji (116 suara).
Sesuai tata tertib yang disepakati, calon ketua tanfidziyah tidak boleh merangkap dengan jabatan politik. Seperti Presiden, Wakil Presiden, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota, Wakil Wali Kota, Menteri, dan Legislatif.
Dengan begitu, Kiai Busyro yang masih tercatat sebagai bupati sumenep secara otomatis tidak bisa dipilih jadi ketua meski secara perolehan suara lebih banyak dari Kiai Pandji.
“Melihat tata tertib yang telah disepakati, maka Kiai Busyro Karim dinyatakan gugur walaupun perolehan suaranya mencapai 135 suara. Sehingga yang berhak maju ke tahap berikutnya adalah Kiai Panji Taufiq,” tegas Ahsanul Haq dalam sidang pleno, Senin, 28 September 2019.
Karena hanya tersisa satu kandidat yang memenuhi ambang batas, maka Kiai Pandji ditetapkan secara aklamasi. ”Saya minta Pak Pandji menyatakan kesediaannya,” kata Kiai Ahsanul Haq.
”Sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Sumenep terpilih, kami siap menjalankan AD/ART organisasi NU dan tidak akan terlibat dalam jabatan politik praktis baik secara langsung maupun tidak langsung,” kata Kiai Pandji di hadapan pengurus ranting dan MWC saat diminta menyatakan kesiapannya
Pelaksanaan Konfercab NU Sumenep berjalan tertib walaupun awalnya sempat alot saat pembahasan tatib. Tidak ada satupun peserta sidang pleno pemilihan ketua tanfdziyah menyatakan keberatan dan protes terhadap hasil keputusan tersebut.
Selain ketua tanfidziyah, dalam Konfercab juga memilih Rois Syuriah dengan sistem Ahlul Halli Wal-Aqdi (Ahwa). Sesuai hasil keputusan Dewan Ahwa, KH. Hafidzy Syarbini terpilih sebagai Rois Syuriah NU 2020-2025. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)