BANGKALAN, koranmadura.com – Akhir-akhir ini di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur marak terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan asusila, yakni meliputi persetubuhan, pencabulan dan pemerkosaan.
Berdasarkan data yang dihimpun koranmadura.com, tercatat kasus KDRT dan asusila pada tahun 2019 sebanyak 29 perkara yang dilaporkan ke penegak hukum. Sedangkan pada tahun 2020 ini, mulai dari bulan Januari hingga saat ini diperkirakan mencapai 27 kasus.
Tingginya kasus KDRT dan asusila yang terjadi di kota dzikir dan shalawat ini dapat respon dari ketua Komisi D, DPRD Bangkalan, Nur Hasan. Menurutnya, maraknya kasus tersebut menjadi tugas bersama dalam meminimalisir kejadian kasus yang tak diharapkan.
“Mari kita kawal bersama, agar menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menekan kasus itu,” kata Nur Hasan, Jumat 4 September 2020.
Pihaknya berjanji, pada tahun 2021 akan memprioritaskan pembangunan Shelter Rumah Aman. Tujuannya, untuk memberikan bimbingan dan siraman rohani secara psikis bagi korban dan pelaku KDRT hingga asusila.
“Diharapkan dengan adanya Shelter Rumah Aman dapat jadi tempat siraman rohani kepada korban dan pelaku,” katanya.
Dirinya berharap, rencana ini dapat dukungan dari berbagai sektor. Terutama, kata Nur Hasan dari pihak eksekutif selaku penyelenggara. Selain itu, lanjutnya dapat menjadi rumah penyembuhan psikis pelaku maupun korban KDRT hingga asusila.
“Semoga cepat terealisasi, agar segera memiliki wadah untuk memberikan bimbingan,” tutupnya. (MAHMUD/ROS/VEM)