SUMENEP, koranmadura.com – Aktifitas di pasar Kebundadap Timur, salah satu desa di Kecamatan Saronggi, Sumenep, Jawa Timur, yang terimbas lockdown terbatas, tetap berjalan seperti biasanya.
Salah seorang pedagang di pasar Kebundadap Timur Sri Astuti menyampaikan, dirinya tetap berjualan agar tetap ada penghasilan yang bisa didapat untuk kebutuhan sehari-harinya. “Kalau tidak jualan, apa yang mau dimakan,” ujarnya.
Selebihnya dia berharap pemerintah segera menyakurkan bantuan. Sehingga beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya menjadi lebih ringan.
Sementara itu, pihak desa setempat tidak bisa berbuat terlalu banyak untuk menutup pasar tersebut karena memang menjadi tumpuan masyarakat, khususnya di desa tersebut.
“Untuk menutup pasar, bagaimana kalau yang namanya kebutuhan pokok ada di pasar,” ungkap suami Kepala Desa Kebundadap Timur Budiono kepada wartawan, Sabtu, 26 September 2020.
Dia juga menyampaikan, sejak kebijakan lockdown terbatas di tujuh desa di Saronggi, termasuk Desa Kebundadap Timur, beberapa waktu lalu, sampai hari ini belum ada bantuan untuk warga terdampak kebijakan tersebut.
Padahal, sambungnya, sebelum lockdown terbatas itu efektif diberlakukan Bupati Sumenep menyampaikan, hari kedua kebijakan tersebut dilaksanakan bantuan untuk warga akan disalurkan. “Tapi sampai saat ini belum kami terima,” papar pria yang juga mantan kepala desa itu.
Sekadar diketahui, kebijakan lockdown terbatas di Kecamatan Saronggi sudah mulai diberlakukan sejak 21 September lalu. Tujuh desa terdampak kebijakan tersebut ialah Saroka, Kebundadap Barat, Kebundadap Timur, Tanjung, Langsar, Tanah Merah dan Pagar Batu. FATHOL ALIF/ROS/VEM