BANGKALAN, koranmadura.com – Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Bangkalan, Madura, Jawa Timur dinilai kurang baik kepada pasien, atas nama Nawawi, asal Kecamatan Galis setempat. Akibatnya, hal itu dapat keluhan dari pihak keluarga.
Lutfiyah, salah satu keluarga pasien menyampaikan, orang tua dari ibunya itu mendapatkan rujukan dari Rumah Sakit Anna Medika Bangkalan, agar dilarikan RSUD setempat. Namun, usai tiba di lokasi malah dimasukkan ke ruang abu-abu, alias ruang terduga Covid-19.
“Saya ke RSUD Bangkalan, membawa mbah saya dari rujukan RS Ana Medika untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Ternyata mbah saya diletakkan di kamar abu-abu (terduga covid) padahal keluhannya Dehidrasi,” keluhnya, Lutfiyah, Selasa 16 September.
Pihak kelurga pasien sempat meminta ruangan pavilium 1. Agar, kata Lutfiyah mendapatkan perawatan yang prima dari RSUD Kabupaten Bangkalan. Namun, keinginan dari mereka tak direspon baik.
“Sebelum hasil swab keluar, pihak keluarga meminta kamar paviliun nomer 1, namun pihak RS tidak membolehkan,” katanya.
Bahkan anehnya lagi, salah satu petugas RSUD memvonis mbah dari Lutfiyah itu terpapar Virus Corona. Padahal, ia sudah dilakukan rapid tes di Rumah Sakit Anna Medika. Hasilnya diketahui negatif Corona.
Perkataan salah satu petugas yang memvonis Corona itu, disaksikan oleh lutfiyah dan pihak keluarga yang lain. Padahal pasien tersebut hanya mengalami keluhan dehidrasi.
“Hasil rapid tes di RS ana medika (-) tapi setelah rujuk ke RSUD, malah divonis Corona. Padahal RSUD belum melakukan Swab,” paparnya.
Lutfiyah menilai, petugas pelayanan yang menemuinya juga kurang sopan. Karena dirinya, hanya ditemui dengan jarak sekitar 2 meter, dibalik pintu ruangan saja. “Kami disuruh menghubungi nomer yang tercatat di dinding pintu,” cetusnya.
Karena tidak mendapatkan pelayanan yang baik, pihak keluarga membawa pulang paksa pasien tersebut. Bahkan, kejadian itu sebenarnya tidak hanya terjadi satu kali saja kepada keluarga lutfiyah. Sebelumnya, juga sempat mendapatkan pelayanan yang kurang baik.
“Sudah saya bawa pulang paksa. Ini sebenarnya sudah dua kali, beberapa waktu lalu terjadi pada mertua mbak saya dari Kamal, persis dengan kejadian yang sama,” jelasnya.
Namun saat dikonfirmasi melalui pesan via WhatsApp, Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan, Nunuk Kristiani mengaku belum mengetahui adanya hal tersebut. Katanya, masih dilakukan pemeriksaan.
“Belum tahu pak, nanti tak konfirmasi ke IGD RSUD Bangkalan,” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)