SAMPANG, koranmadura.com – Terkesan lelet menagkap para pelaku kekerasan seksual di bawah umur yang terjadi wilayah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, belasan aktivis perempuan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) PC Sampang, lagi-lagi turun jalan dan mendesak Kapolres setempat segera menangkap para DPO, Kamis, Oktober 2020.
Baca: Menolak Lupa! Belasan Srikandi PMII Demo Polres Sampang Tuntut Usut Kasus Kekerasan Seksual
Bahkan, dua kasus yang terjadi di Tahun 2020 ini, dianggap sebagai darurat kekerasan seksual yang menjadikan Sampang tidak lagi menjadi kota Hebat dan Bermartabat.
“Sampang sekarang darurat kekerasan seksual. Dan Sampang saat ini bukan lagi hebat dan bermartabat jika para pelaku belum juga ditangkap,” teriak korlap aksi Miatul Khoir, saat aksi di depan Mapolres Sampang.
Menanggapi tuntutan dan tudingan pendemo dari PMII, Kapolres Sampang, AKBP Abdul Hafidz melalui Kasatreskrim AKP Riki Donaire Piliang, membantah jika pihaknya dibilang tidak bekerja. Menurutnya, kasus tersebut tetap ditindaklanjuti. Bahkan pihaknya kembali mengamankan dua pelaku baru lainnya pasca unjuk rasa PMII pada 24 September 2020 lalu.
“Sampai sekarang kasus itu, sudah empat pelaku yang sudah kami tangkap dan sudah tersisa dua pelaku yang masih DPO. Jadi kami ini bukan mangabaikan penyampaian dari rekan-rekan PMII,” ujarnya.
Saat ini, lanjut AKP Riki terus berupaya melakukan pelacakan keberadaan dua tersangka lainnya. Sebab beberapa informasi yang didapatkannya, kedua pelaku sudah tidak lagi berada di daerahnya (ke luar kota). Namun begitu, pihaknya mengaku kasus tersebut sebenarnya akan lebih cepat terselesaikan oleh Polres Pamekasan mengingat Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan para pelaku berasal dari wilayah Pamekasan.
“Maka dari itu, mohon kerjasamanya dan memahami situasi untuk pengungkapan kasus ini. Kepada rekan-rekan PMII, kami harap kerjasamanya. Karena kesempilan sementara kami, sisa dua pelaku ini sudah berada di luar kota. Bahkan penangkapan salah satu pelaku yang terakhir ini, kami amankan di daerah Riau,” akunya.
Baca Juga:
Pelaku Lain Tak Kunjung Ditangkap, Ortu Korban Persetubuhan Tuding Polres Sampang Tak Bekerja
Digilir di Ladang Tembakau, Satu Pelaku Pencabulan di Sampang Diamankan, Tiga Masih Buron
Satu Pelaku Pencabulan di Bawah Umur Diamankan, Polisi: Masih ada Empat Pelaku lagi
Terkesan Lelet Tuntaskan Kasus Pencabulan, PMII Demo Polres Sampang
Mengenai tudingan PMII terhadap kinerja Polres Sampang yang dinilai lamban, AKP Riki mengaku bahwa dari awal kasus tersebut sangat minim petunjuk. Sehingga untuk mengidentifikasi para pelaku membutuhkan tenaga ekstra.
“Korban saja mengetahui para pelaku hanya nama. Dan nama-nama itu tidak sesuai dengan inisial dari keterangan. Apalagi kendalanya, para pelaku tidak berada di wilayah Sampang. Sehingga proses itu terkesan lambat. Tapi kami tegaskan, kasus ini kami tindak lanjuti secara maksimal,” ujarnya.
Termasuk pula, lanjut AKP Riki mengaku, kasus kekerasan seksual yang terjadi di Desa Penyirangan yang sejauh ini pihaknya masih mengamankan satu pelaku.
“Kami sudah mendekat ke posisi para pelaku, namun kami masih belum mendapatkan hasil. Yang jelas kami akan terus berupaya. Sekali lagi, mohon kerjasamanya kepada semua pihak apabila mengetahui keberadaan para pelaku itu, segera laporkan kepada kami,” harapnya. (MUHLIS/ROS/VEM)