BANGKALAN, koranmadura.com – Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, masih kesulitan untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara dalam jaringan (Daring).
Hal itu disampaikan oleh kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur wilayah Bangkalan, Sunarto. Menurutnya, siswa SMK membutuhkan praktik untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena jika tidak, khawatir mereka tidak punya keahlian dalam kejuruannya.
“Siswa harus bersentuhan dengan alat-alat jika pada pelajaran praktik,” kata Sunarto, Senin, 19 Oktober 2020.
Sehingga, walaupun di tengah pandemi virus Corona ini, pihaknya menyerahkan kebijakan soal KBM tersebut kepada kepala sekolah. Jika ingin masuk secara tatap muka, kata Sunarto tidak jadi persoalan.
“Dinas Provinasi perbolehkan masuk tatap muka jika berurusan praktik, tapi kami kembalikan ke kepala sekolah,” katanya.
Namun pihaknya mengimbau untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang dianjurkan oleh pemerintah. Katanya, mulai dari menggunakan masker, menyiapkan cuci tangan, cek suhu hingga handsanitizer.
“Tetap melaksanakan protap yang ketat di sekolah masing-masing,” tutupnya.
Ditanya apakah di Bangkalan ada yang masuk kelas, pihaknya menyampaikan ada sebagian SMK yang melaksanakan KBM tatap muka untuk pelajaran praktik. Tentunya, kata Sunarto pihak sekolah sudah menaati Prokes Covid-19.
“Ada sebagain SMK masuk sekolah, tapi kami tutup mata, yang penting taati anjuran pemerintah,” tutupnya.
Diketahui, ada 54 lembaga SMK swasta di kabupaten paling barat pulau madura ini. Sedangkan yang negeri ada 10 lembaga. (MAHMUD/ROS/VEM)