SUMENEP, koranmadura.com – Beberapa orang di Desa Kebundadap Timur, Kecamatan Saronggi, Sumenep, Madura, Jawa Timur, memilih tidak menerima bantuan dari pemerintah, dalam hal ini dari dinas sosial (Dinsos) setempat.
Bantuan dari Dinsos yang dimaksud ialah untuk warga terdampak kebijakan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) atau ‘lokcdown’ terbatas yang diberlakukan di sebagian wilayah Kecamatan Saronggi sejak 21 September lalu.
Tujuh orang yang tercatat sebagai calon penerima di Desa Kebundadap Timur itu memilih tidak hadir ke balai desa setempat untuk menerima bantuan, Selasa, 29 September 2020, kemarin.
“Akhirnya bantuan itu dibawa kembali oleh pihak yang dari dinas sosial,” ungkap suami Kepala Desa Kebundadap Timur, Budiono Kamis, 1 Oktober 2020.
Menurut pria yang juga mantan kepala desa itu, beberapa orang yang memilih tidak menerima bantuan dari Dinsos tersebut karena untuk mendapat bantuan mereka harus mau dilakukan rapid test.
“Alasannya mereka khawatir kalau hasil rapid test-nya reaktif akan dikucilkan oleh warga yang lain. Kedua, mereka merasa sehat, tidak sakit,” tuturnya.
Kepala Dinas Sosial, Moh. Iksan menjelaskan rapid test yang dilakukan kepada warga sebelum menerima bantuan dilakukan untuk mengetahui penyebaran Covid-19.
“Agar diketahui berapa yang sudah tertular dan berapa yang tidak,” ujarnya kepada wartawan melalui salah satu aplikasi perpesanan.
Mestinya, sambung mantan Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disparbudpora Sumenep ini, tanpa ada bantuan sembako warga mau dilakukan rapid test. FATHOL ALIF/ROS/VEM