BANGKALAN, koranmadura.com – Puluhan masyarakat yang tergabung Pemuda Madura Bersatu (PMB) Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur demo Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarif Ambami Rato Ebu (Syamrabu) setempat, Jumat, 6 Oktober 2020.
Rute aksi demo tersebut dimulai dari Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan, lalu melanjutkan ke kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.
Ketua koordinator aksi, Abdurrohman menyayangkan atas kinerja pihak RSUD Bangkalan. Menurutnya, akibat dari pelayanan yang tak maksimal beberapa masyarakat mengeluh kepada pihaknya.
“Kami dari dulu sudah tahu atas bobroknya pelayanan RSUD Bangkalan, ditambah lagi baru-baru ini,” kata Rohman.
Salah satu yang dibawa saat demo ke kantor dewan dam Pemkab, kasus yang menimpa kepada Muani Binti Satilan, seorang ibu hamil, asal Desa Batobella, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan.
Teriaknya, ibu hamil berumur 30 tahun datang ke RSUD Syamrabu untuk memeriksakan kandungannya. “Awalnya datang ke bidan desa, karena sesak nafas lalu di arahkan ke RSUD, saat ini kan musim-musim Covid-19,” tambahnya.
Awal dilakukan pemeriksaan di RSUD Bangkalan, kata Rohman kondisi kandungannya. Setelah diperiksa, ternyata bayi yang di dalam perut ibu Muani, sapaan akrabnya Muani Binti Satilan, diketahui meninggal.
Sehingga, ia harus menjalani operasi untuk mengeluarkan bayi dalam kandungan. Namun, naas menimpa ibu Muani, ternyata ia mengalami kelumpuhan hingga saat ini. Padahal sebelum operasi, kondisi Muani sehat-sehat saja.
“Kematian kandungan, setelah operasi mengalami kelumpuan mulai bulan Agustus sampai sekarang. Padahal kondisi awal, ibu Muani sehat,” katanya.
Kata Rohman, atas kelumpuhan yang dialami oleh Ibu Muani, Pihak RSUD Bangkalan harus bertanggung jawab. “Jangan lari dari tanggung jawab, kembalikan seperti semula ibu Muani,” katanya.
Oleh karena itu, massa aksi mendesak Direktur RSUD Bangkalan mundur dari jabatannya. Karena ia sudah tidak dapat dipercaya lagi menjadi pimpinan nomor satu di rumah sakit tipe B itu.
“Tuntutan kami mundur, karena massa aksi sudah tidak ingin rumah sakit dipimpin oleh ibu direktur,” tegasnya.
Menanggapi hal itu tersebut, Direktur RSUD Bangkalan, Nunuk Kristiani menyampaikan, bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi di internal rumah sakit. Jika terbukti ada kelalaian, pihaknya akan menindak yang bersangkutan.
“Kami tidak mendengarkan satu pihak, kami juga akan mendengarkan dari pihak yang menangani di rumah sakit,” katanya
Ditanya terkait permintaan massa aksi agar mundur dari jabatannya, Nunuk, sapaan akrabnya Nunuk Kristiani menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan Pemerintah Daerah (Pemda).
“Saya dilantik oleh bupati, jadi saya serahkan kepada beliau,” tutupnya. (MAHMUD/ROS/VEM)