Oleh : Miqdad Husein
Cerita Rizieq Shihab sejak kedatangan beberapa hari lalu masih memenuhi media, termasuk media sosial. Sayangnya, pemberitaannya hampir semua bernuansa negatif. Membuat gaduh serta merusak tatanan, termasuk peraturan terkait penanganan pandemi.
Datang disambut pendukung dalam jumlah besar tanpa sedikitpun ada itikad dari Rizieq sendiri untuk mencegah atas dasar pertimbangan situasi pandemi. Berkerumun pada acara Maulid di Tebet dan Gadog serta di kediamannya juga tak peduli pandemi. Semua terbukti meninggalkan jejak buram terjadi cluster Covid-19 di tempat kerumunan yang dihadiri dan diselenggarakan Rizieq.
Dia sendiri belakangan ternyata sakit. Disebut kelelahan namun banyak orang menduga Rizieq terserang Covid-19. Walikota Depok yang sempat bertemu dan terekam berpelukan dengan Rizieq terinfeksi Covid-19. Demikian pula Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria, yang ikut hadir di Tebet terpapar positif Covid-19. Makin kuat dugaan Rizieq terinfeksi Covid-19.
Apakah itu aib sehingga perlu disembunyikan? Terjangkit Covid jelas bukan aib. Beberapa menteri pemerintah terinfeksi. Banyak kepala negara di dunia terinfeksi termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pemain bola kelas dunia cukup banyak diberitakan terinfeksi Covid-19. Jadi jika Rizieq terinfeksi Covid-19 ya biasa saja. Tinggal ditangani secara medis. Selesai. Dan dilanjutkan berdoa bersama semoga segera pulih.
Ternyata bagi Rizieq soal sakit sangat luar biasa sehingga perlu kucing-kucingan dengan petugas medis. Demikian pula bila ternyata terinfeksi Covid-19. Jadilah akhirnya kondisi sakit Rizieq seperti tingkah lakunya yang lain menimbulkan masalah. Bikin gaduh.
Dikabarkan kondisinya sehat dan hanya kelelahan. Eh tahu-tahu diberitakan dirawat di rumah sakit Ibu dan Anak UMMI, Kota Bogor. Dirawat dan tidak boleh dikunjungi siapapun.
Karena kondisi pandemi Ketua Satgas Covid-19 kota Bogor yang juga Walikota Bogor berinisiatif untuk memastikan kondisi kesehatan Rizieq melalui tindakan swab. Jadi masalah lagi ketika Rizieq dan keluarganya tidak mau diswab. Alasannya katanya sudah diswab dokter keluarga di Petamburan tapi tak jelas hasilnya.
Walhasil terjadi kekisruhan antara Satgas Covid-19 Kota Bogor, RS Ummi dan Rizieq. Kesal dihalangi dalam penanganan Covid-19 untuk melakukan swab, RS Ummi akhirnya dilaporkan Satgas Covid-19 Kota Bogor kepada aparat kepolisian. RS Ummi dianggap menghalang-halangi penanganan pandemi Covid-19.
Belakangan Rizieq dikabarkan kabur dari RS Ummi melewati gudang obat, keluar RS lewat pintu belakang. Pihak RS Ummi kemudian cuci tangan menegaskan tidak bertanggungjawab bila terjadi sesuatu. Pihak RS beralasan kepergian Rizieq atas permintaan sendiri.
Kepergian dari RS makin menambah deretan masalah yang dibuat Rizieq sejak kedatangannya. Perawatan di RS Ummi saja menimbulkan tanda tanya. Mengapa tidak dirawat di Jakarta jika memang sakit.
Lalu, mengapa tidak terbuka terkait penyakit Rizieq paling tidak ada pemberitahuan terinfeksi Covid-19 atau tidak. Cukup menjelaskan dengan menunjukkan bukti. Soal sepele. Bukankah ketika akan menggunakan transportasi umum siapapun diminta bukti paling tidak rapid tes. Sesederhana itu.
Rizieq perlu mencontoh sikap Ketua PBNU KH. Said Aqil Siradj yang ketika terinfeksi Covid-19 justru mengumumkan ke publik sambil berharap doa. Tidak bikin gaduh.
Jadi sandainya ternyata Rezieq terinfeksi tinggal melaporkan lalu menjadi kewajiban aparat kesehatan untuk menangani. Selesai. Tak ada hal luar biasa.
Aparat TNI-POLRI sebagai langkah mengantisipasi penyebaran Covid-19 sempat menyemprotkan disinfektan ke Petamburan, tempat tinggal Rizieq. Lagi-lagi timbul masalah ketika aparat dihalang-halangi laskar FPI.
Swab tak jelas, ke RS di Bogor, lalu menolak di Swab di Bogor, petugas dihalang-halangi lalu kabur dari RS Ummi. Lalu masalah apalagi yang akan dibuat Rizieq.
Sakit saja bikin masalah. Padahal hanya demi tracing untuk melacak dugaan orang-orang terinfeksi. Demikian pula Swab untuk memastikan kondisi agar tenaga medis dapat menangani secara optimal.
Ini era pandemi. Semua harus terbuka kepada Satgas Covid-19 untuk pendataan, tracing, melokalisir potensi penyebaran dan hal medis lainnya. Tapi ah… kabur dan sudah pasti bila Rizieq terinfeksi akan membahayakan dirinya dan orang lain jika tak tertangani.